Antisipasi Virus Corona, di KSB Sekolah Tidak Diliburkan Tapi Cafe yang Ditutup

KabarNTB, Sumbawa Barat – Kebijakan Pemerintah Provinsi NTB untuk meliburkan sekolah selama dua minggu (14 hari) sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus corona (covid-19) tidak dilaksanakan di lingkup Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan Pemda KSB, Ahad malam 15 Maret 2020, point mengenai meliburkan atau tidak semua sekolah selama 14 hari itu memang menjadi point bahasan utama. Namun dari seluruh peserta rapat, tidak satupun yang menyatakan bahwa meliburkan sekolah penting untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang sedang mewabah di seluruh dunia. Sehingga rapat memutuskan, seluruh sekolah di KSB tidak diliburkan.

Rapat koordinasi itu dipimpin langsung oleh Bupati HW Musyafirin dan dihadiri Wakil Bupati, Kapolres, Dandim 1628/SB, Kajari dan seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). “Yang beresiko tinggi untuk tertular atau menyebarkan virus ini adalah orang yang bepergian atau baru datang dari luar daerah atau keluar negeri. Jadi pemantauan terhadap mereka harus diperketat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan KSB, H Tuwuh.

Bupati KSB HW Musyafirin (pegang mike) berbicara dalam rapat koordinasi Pemda KSB membahas langkah antisipasi dan penanganan covid-19

Untuk mencegah kepanikan dan memberi rasa aman kepada masyarakat, H Tuwuh menegaskan bahwa Dikes KSB siap jika terjadi sesuatu. RSUD Asy Syfa juga sudah menyiapkan perangkat dan ruang isolasi lengkap dengan APD (alat perlindungan diri), serta intens melaksanakan sosialiasi ke masyarakat.

“Kita tidak usah lebai-lah, tapi kita tidak boleh menganggap ini ringan, kita tetap waspada, kita tetap antisipasi, kita tetap melakukan anjuran-anjuran para ahli. Terutama mengurangi keluar daerah, mengurangi kontak dengan orang sakit, menjaga kebersihan diri dan lingkungan termasuk rajin cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir,” bebernya.

Peserta Rakor yang lain beralasan, justeru dengan meliburkan sekolah, bisa menjadi indikator bahwa pemerintah panik dan dikhawatirkan akan menimbulkan kepanikan di masyarakat. Padahal pemerintah melalui Kantor Sekretariat Presiden telah menerbitkan protokol lengkap antisipasi dan penanganan covid-19 dan pemerintah daerah telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk antisipasi dan penanganan jika terjadi kasus.

“Kita ikuti protokol resmi pemerintah pusat saja, jadi bukan kita ikuti pemerintah daerah, ini hanya kebijakan. Lebih baik kita maksimalkan mengedukasi siswa dan masyarakat agar mereka paham tentang kondisi ini dan bagaimana menjaga diri dan keluarganya,” ujar Ketua DPRD KSB, Kaharuddin Umar.

Kapolres KSB, AKBP Herman Suryono, Dandim 1628/SB Letkol Czi Eddy Oswaronto dan Kajari KSB, Nusirwan, juga berpendapat serupa. Masing-masing institusi, baik Polri, TNI maupun Kejaksaan telah menerbitkan surat edaran kepada jajarannya terkait langkah antisipasi dan penanganan covid-19.

Sementara Wakil Bupati, Fud Syaifuddin berpandangan bahwa yang terpenting adalah mengawasi arus keluar masuk orang baik warga negara asing, ataupun orang lokal yang baru pulang dari luar daerah atau luar negeri. Wabup menyatakan, saat ini, bukan hanya warga negara asing yang harus diwaspadai, karena kasus covid-19 yang disebabkan virus corona sudah ada di Indonesia, bahkan telah menimbulkan korban jiwa. Jadi ia sependapat dengan Gubernur NTB yang meminta ASN termasuk anggota DPRD untuk tidak bepergian keluar daerah atau luar negeri kecuali untuk urusan yang benar-benar penting. Kalaupun bepergian, ketika kembali ke daerah, Ia meminta agar dilakukan tes suhu tubuh oleh Dikes.

“Selain itu saya minta kepada Pak Kapolres dan Sat Pol PP untuk menutup semua tempat hiburan malam (cafe) yang beroperasi di KSB. Daripada kita liburkan sekolah, lebih baik cafe yang kita tutup, bila perlu satu bulan. Kenapa? karena cafe dan karaoke tempat berkumpul banyak orang, pendatang dari luar, bahkan PS (partner song) yang bekerja disana, berasal dari berbagai daerah, termasuk dari daerah yang sudah dimasuki covid-19. Ini juga hikmah bagi kita semua, agar masyarakat kita paling tidak bisa mengurangi kebiasaan membuang – buang uang ketempat tidak semestinya,” beber Wabup.

Setelah mendengar masukan dari semua peserta Rakor, termasuk dari dokter spesialis yang bertugas di RSUD Asy Syfa dan Ketua IDI KSB, Bupati HW Musyafirin memutuskan semua sekolah di KSB tidak diliburkan. Bupati juga menginstruksikan Sekda untuk segera membentuk Satgas antisipasi dan penanganan covid-19 serta menginstruksikan Sat Pol PP untuk bersama Kepolisian menutup tempat hiburan malam dan memperketat pengawasan terhadap orang asing yang masuk ke KSB.(EZ)

Komentar