Penanganan Corona di KSB : PDP Bertambah, Pelaku Perjalanan Meningkat Tajam

KabarNTB, Sumbawa Barat – Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait Corona Virus Desease (Covid-19) di Kabupaten Sumbawa Barat per 26 Maret 2020, bertambah menjadi dua orang. Pasien berstatus PDP kedua adalah seorang warga Tongo Kecamatan Sekongkang.

“Status PDP ditetapkan Rabu malam (25/3) dan yang bersangkutan statusnya PDP ringan, jadi diisolasi di rumahnya di Tongo,” ungkap Juru Bicara Satgas Antisipasi dan Penangananan Covid-19 Kabupaten Sumbawa Barat, H Tuwuh, dalam konferensi pers Kamis, 26 Maret 2020.

Haji Tuwuh menjelaskan, PDP kedua di KSB itu, memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit dan mengalami gejala demam, batuk dengan suhu tubuh 38 derajat.

Data jumlah orang diperiksa dan penanganganannya terkait Covid-19 di KSB per 26 Maret 2020 (Sumber : Satgas Antisipasi dan Penangan Covid-19 KSB)

“Sesuai protokol penanganan, yang bersangkutan mengalami gejala batuk pilek biasa, sempat dicek di rumah sakit dan dokter memutuskan diisolasi dirumahnya. Diantar pihak rumah sakit dan Puskesmas diminta menyiapkan tim untuk pengawasan,” jelas Haji Tuwuh.

Sebelumnya satu orang dengan status PDP corona pertama di KSB telah dirujuk ke Rumah Sakit Manambai Abdul Kadir (RSMA) Sumbawa pada Ahad pagi 22 Maret 2020 lalu. Menurut Haji Tuwuh, pasien berstatus PDP yang berasal dari Kecamatan Taliwang itu, sesuai hasil koordinasi Satgas dengan Direktur RSMA, saat ini kondisinya semakin membaik. “Sekarang tinggal menunggu hasil laboratorium,” imbuhnya.

Sementara itu berdasarkan data Satgas, di KSB sebanyak 39 orang ODP telah selesai masa pemantauan selama 14 hari. Sedangkan Pelaku Perjalanan dari daerah terjangkit meninkat tajam dari pekan sebelumnya. Sampai dengan Kamis (26/30 jumlah pelaku perjalanan yang umumnya merupakan pelajar dan mahasiswa itu sebanyak 138 orang, sementara pekan lalu jumlahnya hanya 47 orang. “Jumlahnya meningkat karena saat ini perkuliahan dan sekolah diliburkan. Jadi banyak anak-anak kita yang pulang kampung. Kita sudah berkoordinasi dengan Dikes NTB terkait masalah ini. Kami meminta untuk dipertimbangkan, mana yang lebih aman, mereka (pelaku perjalanan) pulang atau tetap di daerah tempat kulia,” jelas Haji Tuwuh.

Untuk orang dengan status kontak erat resiko rendah juga naik menjadi 14 orang. Keberadaan pasien status PDP dari Tongo menjadi penyebab kenaikan ini. Sementara ODP sebanyak 33 orang.(EZ)

Komentar