Tiga Pesan Bupati KSB untuk Jamaah di Peringatan Isra’ Mi’raj

KabarNTB, Sumbawa Barat – Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin menyampaikan tiga pesan dalam sambutannya di acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW 1442 H / 2021 M di Masjid Agung Darussalam Kompleks KTC, Jum’at 19 Maret 2021.

Dihadapan para aparatur, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat umum yang hadir dalam acara yang mengusung tema ‘Kita tingkatkan shalat berjamaah lima waktu dalam membentuk pribadi yang disiplin dan istiqamah” itu, Bupati mengajak seluruh jamaah untuk mengambil hikmah dari perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad. “Perjalanan Isra’ Mi’raj adalah sesuatu yang diluar nalar dan logika. Hanya dengan iman kita akan yakin dan percaya terhadap peristiwa tersebut,” ucapnya.

Peringatan Isra’ Mi’raj 1442 H di Masjid Agung Darussalam KSB

Untuk meningkatkan kualitas keimanan, Bupati menitipkan tiga pesan untuk para jamaah yaitu, yang pertama meramaikan masjid. Untuk tetap menghidupkan suasana masjid, Bupati menjelaskan tentang bagaimana KSB tetap mempertahankan agar masjid tetap dibuka di awal pandemi covid-19, yang walaupun sebagian besar daerah mengambil kebijakan menutup masjid mereka. “Hal itu sebagai wujud sikap bahwa apa pun yang terjadi, amalan-amalan di masjid harus tetap dihidupkan,’ jelasnya.

Yang kedua, perbaiki shalat. Shalat dapat menjadi benteng diri dari perbuatan maksiat dan dosa, dan yang ketiga meyakini kebenaran alquran. Tidak boleh ada keraguan terhadap ayat alquran. Jika Alquran mengatakan sesuatu dilarang, maka tidak ada kompromi ataupun pembenaran atas sesuatu yang dilarang. “Jika Alquran mengatakan minuman keras itu haram, maka wajib minuman keras itu dilarang dan dijauhi,” terang Bupati.

Sementara Dr KH Zulkifli Muhadli yang bertindak sebagai penceramah menguatkan kembali apa yang disampaikan Bupati. Dalam ceramahnya, mantan Bupati Sumbawa Barat dua periode tersebut menyampaikan bahwa apa yang ada dalam alquran itu pasti benar. Sudah banyak bukti tentang kebenaran Al Quran. Oleh karenanya orang yang paling beriman dimuka bumi ini adalah para ilmuan dan cendikiawan. “Dikatakan begitu, mereka adalah orang yang terus menerus menggali misteri dunia ini sampai akhirnya menemukan tentang kebenaran Al Quran,” terang Kyai Zul.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Ikhlas itu mengupas tentang bagaimana peristiwa berlangsungnya isra miraj dari masjidil haram ke masjidil aqsa dan menuju ke sidratul muntaha dalam waktu sehari semalam. Hal tersebut disampaikan dengan mengutip hadits. Kendaraan yang di gunakan adalah bouraq atau albarqu dalam bahasa arab yang berarti cahaya. Perjalanan tersebut adalah sesuatu yang mustahil jika di pandang dari sisi logika. Jarak antara Yerussalem dengan kota mekkah 1450 Km. Jarak antara bumi dengan matahari 149,5 juta Km, dan jarak antara langit dengan langit 55 ribu tahun.

Jika dahulu hal tersebut dianggap mustahil, tetapi sekarang hal tersebut telah dapat diurai melalui kecanggihan teknologi. Jika cahaya adalah kendaraan yang digunakan Rasulullah untuk menuju kepada langit ke tujuh, maka seperti diketahui bahwa cahaya memiliki kecepatan 299,7 ribu KM/detik, tentu perjalanan Rasulullah bukanlah hal yang mustahil. Rasulullah menuju ke langit ke tujuh menghadap kepada Allah untuk menerima perintah shalat. Dari jumlah rakaat sebanyak 50 rakaat sehari semalam hingga turun menjadi 5 rakaat.

“Maka jika kita melihat proses diterimanya perintah melaksanakan shalat dari Allah SWT, kita tidak akan meninggalkan shalat lima waktu, karena betapa Istimewanya kedudukan shalat di mata Allah SWT,” ujarnya.

Kyai Zul mengajak para jamaah agar menjadikan shalat sebagai hiburan. “Dalam kondisi apa pun kita akan selalu bergembira untuk menunaikan shalat. Dengan shalat emosi kita stabil. Tidak terlalu berlebihan jika mendapat nikmat dari Allah SWT, demikian juga sebaliknya tidak terlalu bersedih jika mendapat musibah. Semuanya kita hadapi dengan biasa biasa saja,” tutupnya.(EZ/*)

iklan

Komentar