KabarNTB, Sumbawa – Pelaksana Tugas Direktur Perumda Air Minum Batu Lanteh Sumbawa, Dedi Heriwibowo mengungkap sejumlah kendala yang menyebabkab suplai air ke pelanggan kerap terganggu.
“Setelah kami dalami ternyata yang menjadi persoalan adalah pada sumber utama air baku yakni Intake Semongkat,” ungkap Dedi Herwibowo kepada wartawan di lokasi sumber air baku semongkat, Sabtu 28 Mei 2022.
Menurut Dedi, intake Semongkat sangat rentan dengan kondisi perubabahan air sungai yang disebabkan oleh faktor alam. Jika sungai banjir, petugas melakukan penutupan pintu air agar tidak masuk material ke dalam jaringan transmisi utama berupa lumpur, pasir dan bebatuan.

“Lantaran pintu air ditutup saat banjir, secara otomatis aliran air terhenti. setelah tidak ada banjir pintu air dibuka kembali. Pada saat pintu air dibuka, udara masuk ke dalam jaringan transmisi dan menghambat pendistribusian air pada pipa utama sehingga membutuhkan waktu untuk mengalir normal,” bebernya.
begitu juga pada musim kemarau, debit air terus berkurang. Hal ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya warga yang alih fungsi lahan, membuka lahan untuk menanami tanaman tertentu atau musiman di bagian hulu. untuk jangka panjang harus diupayakan penanganan bagian hulu dengan penanaman pohon.
“Saat ini kami konsentrasi pada kondisi Intake Semongkat yang mengalami sedimentasi dan menghalangi pendistribusian air,” tegasnya.
Kendala selanjutnya yang dialami PDAM yakni jaringan transmisi pipa utama mengalami kerusakan katup udara sebanyak 84 titik. Mengingat fungsi utama katup udara untuk mengeluarkan udara yang masuk dalam pipa transmisi yang menghambat pendistribusian air dari Intake Semongkat ke bak pengolahan air sepanjang 17 KM yang berada di wilayah Desa Pungka.
Dedi mengungkap, PDAM Batu Lanteh telah berkordinasi dengan Perhimpunan PDAM Seluruh Indonesia yang diketuai Direktur PDAM Giri Menang NTB.
“Mereka siap membantu mengatasi kendala yang kami hadapi saat ini secara tehnis, disamping itu tentunya adanya pendanaan dari PDAM Batu Lanteh sendiri,” ujarnya.
Sementara imbas dari macetnya pendistribusian air, jumlah pelanggan semakin berkurang. Tercatat ada sebanyak 29.000 pelanggan sebelumnya berkurang menjadi 26.000 pelanggan. Saat ini hanya 21.000 pelanggan, namun yang aktif membayar rekening hanya sekitar 13.000 pelanggan.
Kondisi parah ini terjadi sejak lima tahun terakhir dan tidak pernah ada penanganan yang serius. kedepan, Dedi berharap Direktur definitif untuk dapat melakukan penanganan maksimal pada intake Semongkat yang menjadin sumber utama air baku.
“Kepada pelanggan PDAM batu Lanteh, kami berharap agar dapat memaklumi kondisi saat ini,” ucapnya.(JK)



