KabarNTB, Sumbawa – Karantina Sumbawa mengembalikan 90 ekor sapi kepada pemiliknya.
Sebelumnya ternak ternak tersebut telah ‘menginap’ selama tiga hari di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa.
Kepala Stasiun Karantina, Drh Ida Bagus Putu Aryana yang ditemui Kamis (12/05) mengatakan, kebijakan itu diambil setelah Pulau Lombok sebagai daerah tujuan pengiriman ternak tersebut ditutup pasca daerah itu dinyatakan positif terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Lombok terkonfirmasi positif PMK. Tak ada ternak bisa masuk. Ditutup,” tutur Putu.
Informasi lain yang diterima, menyebut, sekitar 2.000 ekor ternak dari Bima juga mengalami kesulitan dikirim ke Pulau Jawa. Lantaran sebagian ternak itu dikirim via darat melewati Pulau Lombok, dan melalui laut dengan pelabuhan transit Tanjung Perak yang juga tutup bagi lalu lintas ternak.
Dari Putu diperoleh informasi sudah ada 10 provinsi yang terkonfirmasi positif PMK. Namun dia tidak merinci ke 10 provinsi itu selain Jawa Timur dan Aceh yang sebelumnya sudah ramai diberitakan.
“Lima hari lalu hanya Jatim dan Aceh. Sekarang ini sudah 10 provinsi, termasuk NTB yang terkonfirmasi positif,” katanya.
Inilah buktinya kata Putu, bahwa PMK sangat cepat menyebar. Karena penyebarannya tidak hanya melalui kontak langsung tapi juga melalui udara (air bone).
“Penularannya sangat cepat. Tapi angka kematiannya rendah. Ternak yang sakit bisa diselamatkan asal segera ditangani. Obatnya tersedia,” papar Putu seraya menjelaskan, Indonesia sejak tahun 1986 dinyatakan bebas PMK. Karena itu pula vaksin untuk PMK tak lagi diproduksi.
Menjawab penyebab muncul PMK setelah sekian lama bebas, Putu engggan berspekulasi.(Van)