KabarNTB, Sumbawa — Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Abdul Rafiq, seminggu terakhir terus memantau distribusi gas (elpiji) tabung 3 Kg, sehubungan dengan kesulitan masyarakat di sejumlah wilayah dan harga yang melambung tinggi.
“Kami melalui Komisi II akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan para pihak besok (hari ini) terkait masalah inu. Sejumlah pihak berkompeten sudah diundang untuk menjelaskan alur atau skema distribusi elpiji 3 kg, termasuk pula agen dan pangkalan se- Kabupaten Sumbawa,” jelas Rafiq.
Ia menilai semrautnya kendali distribusi penjualan elpiji 3 kg ini, karena masih bersifat terbuka, sehingga seluruh golongan masyarakat bisa mengakses, termasuk masyarakat menengah keatas. Padahal elpiji 3 kg merupakan produk bersubsidi dan dikhususkan untuk masyakat tidak mampu.

Rafiq meminta Pemerintah kecamatan yang mengalami masalah kesulitan untuk mendata kembali jumlah masyarakatnya yang menggunakan elpiji berbasis suplay yang dikirim secara berkala ke setiap pangkalan sehingga dapat diketahui kebutuhan riil nya. Pendataan ini bisa melibatkan bantuan Polri dan TNI di tingkat kecamatan atau desa.
“Kami bisa merasakan bahwa pemakaian gas elpiji 3 Kg tersebut terus bertambah. Oleh karenanya setelah kita tahu ada ketidak seimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan, maka kita harapkan ada penambahan kuota gas di Kabupaten Sumbawa. Ini menjadi tugas pemerintah daerah untuk mengusulkan ke Provinsi,” jelas Rafiq.
Dari RDP yang akan dilaksanakan, Ia berharap dapat diketahui secara pasti kendala di lapangan secara utuh. Sehingga DPRD bisa menerbitkan rekomendasi sebagai bagian dari upaya mencari solusi.
Ia berharap Pemerintah Daerah dan seluruh pelaku dalam pendistribusian LPG tersebut berkomitmen untuk terus memperbaiki aspek ketepatan sasaran penerima subsidi elpiji.
Sebagai barang subsidi, maka harganya juga mesti diawasi. “Miris juga kita sekarang elpiji dijual secara bebas di pinggir jalan tanpa ada SOP pengamanan atas barang berbahaya, siapa yang punya uang dan berani bayar mahal maka dia yang dapat. Kan ini rancu jadinya,” tukasnya.
Ia menambahkan, kedepan elpiji 3 kg subsidi harus diperuntukkan untuk rumah tangga miskin, pelaku usaha mikro sebagaimana data awal saat konversi gas ini dilaksanakan.
“Ketika ini sudah terpenuhi maka saya kira tidak lagi ada masalah,” tandas Rafiq.(JK)
Komentar