KabarNTB, Sumbawa – Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) mendesak Pemda Sumbawa memprioritaskan pengadaan peralatan pemadam kebakaran yang memadai di Istana Tua Dalam Loka.
Fasilitas serupa diminta untuk situs budaya lainnya seperti Bala Puti, Bala Datu Ranga dan Bala Kuning.
“Pemda harus antisipasi. Karena seluruh material situs budaya ini dari kayu. Ini rawan kebakaran,” ujar Sekretaris LATS, Syukri Rahmat yang ditemui, Rabu, 18 Mei 2022.
Menjawab jenis peralatan yang cocok untuk perlindungan istana panggung itu dari musibah kebakaran, Syukri menyebut tangki hydran. Hal ini lantaran jangkauan semprotan airnya cukup jauh mencapai atap istana.

Syukri mengakui fasilitas kebakaran jenis hydran mahal harganya. “Namun hal itu tak sebanding dengan nilai kultural keberadaan Istana Dalam Loka bagi Tau dan Tana Samawa,” sebutnya.
Selaku praktisi budaya, Syukri mengaku masih sedih mengingat musibah kebakaran Bala Puti pada Juli 2017 lalu. Musibah seperti itu tak boleh terulang. Karena itu perlindungan yang layak dari bahaya kebakaran wajib disiapkan.
“LATS cukup sering meminta pemerintah, tak hanya sekarang, tapi juga dipemerintahan sebelumnya. Pol PP juga kami usulkan untuk pengamanan di Dalam Loka.”
“LATS yakin pemerintah bisa memberi perlindungan pada aset yang tak ternilai harganya,” tutur Ustad Syukri yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Dikesempatan yang sama, Syukri menyampaikan sokongannya untuk pembentukan Tim Ahli Cagar Budaya Daerah (TACBD) yang tengah digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Keberadaan lembaga itu dapat menginventarisir, meneliti keberadaan situs, serta menetapkannya sebagai cagar budaya.
“Kita belum punya cagar budaya, karena belum ada lembaga yang tugasnya merekomender sebuah situs untuk ditetapkan oleh bupati sebagai cagar budaya,” katanya.
Akibat belum ditetapkan sebagai cagar budaya renovasi Bala Puti terbentur biaya. Semua anggaran renovasi dibebankan ke APBD. Itu karena Bala Puti belum masuk dalam cagar budaya.(IR)
Komentar