KabarNTB, Sumbawa Barat – Meski masih ada kasus baru, namun kasus Gigitan Hewan Pembawa Rabies (GHPR), khususnya anjing di Kabupaten Sumbawa Barat sudah relatif bisa dikendalikan.
Hal itu terlihat dari data rata-rata kasus harian yang berada dibawah 2 kasus per hari.
“Di bulan April rata-rata kasus harian diatas 2 kasus per hari. Sepanjang Mei ini kasus harian menurun di bawah 2 kasus. Ini menandakan upaya semua pihak untuk menekan kasus gigitan untuk memutus mata rantai penularan rabies cukup berhasil,” ujar Kepala Dinas Pertanian Sumbawa Barat, Suhadi, kepada KabarNTB, Senin malam 16 Mei 2022.

Keberhasilan menekan angka GHPR ini tidak lepas dari program vaksinasi HPR, khususnya anjing yang terus digencarkan Dinas Pertanian. Petugas dari Dinas setempat bersama Kader Siaga Rabies (Kasira) di setiap desa / kelurahan dibantu Babinsa dan Babhinkamtibmas, terus intens memberi penyadaran kepada masyarakat tentang rabies dan pentingnya vaksinasi terhadap hewan peliharaan khususnya anjing.
Sampai Senin 16 Mei 2022, capaian vaksinasi HPR mencapai 3.459 ekor, dimana 2.435 ekor diantaranya adalah anjing. Jumlah ini mencapai 76,12 persen dari total jumlah populasi anjing berpemilik dan 47,56 persen dari total keseluruhan populasi anjing di KSB.
“Capaian vaksinasi HPR per kecamatan juga rata- rata sudah diatas 70 persen. Ini sangat menggembirakan, karena semakin tinggi capaian vaksinasi, penularan rabies juga akan semakin bisa ditekan. Kami harap masyarakat yang memiliki HPR (anjing, kucing, kera) peliharaan untuk secara sukarela menbawa peliharaannya ke Poskeswan terdekat atau menghubungi petugas kami untuk divaksinasi,” imbuh Suhadi.
Sementara itu terkait penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sedang mewabah di sejumlah daerah di Indonesia, Suhadi menyatakan, Petugas dari Dinas Pertanian intens melakukan pemantuan ke seluruh wilayah.
Ia memastikan bahwa penyakit yang menyerang ternak sapi tersebut belum ditemukan di KSB.
“Sampai hari ini KSB masih dalam status wilayah bebas PMK. Tim kami di seluruh kecamatan tetap intens memantau ternak peliharaan masyarakat dan belum ada laporan secara klinis tentang penularan,” ucapnya.
Ia memastikan Dinas Pertanian akan berupaya maksimal untuk mempertahankan kondisi bebas PMK di KSB. “Ini penting terutama menjelang hari raya Idul Adha, sehingga masyarakat tidak was-was untuk berqurban atau mengkonsumsi daging hewan qurban,” demikian Suhadi.(EZ)
Komentar