Gandeng Pemda dan Care Peduli, AMMAN Luncurkan Program Percepatan Penanganan Stunting

KabarNTB, Sumbawa Barat – Pencegahan dan penurunan angka stunting menjadi salah satu program penting untuk mempersiapkan generasi penerus yang sehat dan mempu bersaing secara global di masa depan.

Hal ini menjadi salah satu program PT Ammman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) dalam upaya mewujudkan warisan terbaik.

Bersinergi bersama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) serta Yayasan Care Peduli, perusahaan pengelola tambang Batu Hijau itu meluncurkan program percepatan penanganan stunting di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat, Selasa 30 Agustus 2022.

Peluncuran program ditandai dengan penandatanganan perjanjian bersama tiga pihak, yakini Bupati KSB, HW Musyafirin, Head of Social Impact AMMAN Priyo Pramono, serta Director of Support Operations Yayasan Care Peduli Luki Kurniawan dan disaksikan oleh pemangku kepentingan terkait.

“Melalui kerjasama ini, nantinya AMMAN bersama Yayasan Care Peduli akan melakukan berbagai intervensi serta upaya aktif dalam periode 3 tahun, yang menangani 3 bidang yaitu perbaikan gizi dan kesehatan anak balita, Perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil, serta penguatan kapasitas, suara dan kepemimpinan perempuan dalam keluarga dan masyarakat . Ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial kami, yang termasuk ke dalam Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), dalam usaha menciptakan warisan terbaik bagi generasi masa depan KSB,” urai Head of Social Impact AMMAN Priyo Pramono.

Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin didampingi Ketua Tim Penanganan Stunting Pemda KSB, Fud Syaifuddin dan Sekda Amar Nurmansyah, berfoto bersama Manager Social Impact AMMAN Priyo Prasetyo Pramono dan Director of Support Operations Yayasan CARE Peduli Luki Kurniawan berfot bersama usai penandatanganan perjanjian bersama penanganan stunting di Taliwang (30/8)

Berdasarkan data terbaru tahun 2022, KSB merupakan kabupaten dengan angka stunting paling rendah di provinsi NTB, yakni 9,22 persen.  Menurut Priyo, kendati data tersebut masih dibawah batas toleransi WHO, namun perlu ada intervensi dari berbagai pihak, baik swasta, pemerintah maupun komunitas guna menurunkan angka tersebut di wilayah KSB.

Bupati KSB, HW Musyafirin, menyambut baik upaya yang dilakukan AMMAN beserta Yayasan Care Peduli.

“Kerjasama ini merupakan salah satu bukti nyata yang dilakukan secara lintas sektoral, antara pemerintah dan pihak swasta, sehingga salah satu hak dasar masyarakat yaitu kesehatan dapat terpenuhi, serta dapat membantu dalam menurunkan angka stunting di wilayah KSB. Kedepannya, kami berharap semakin banyak perusahaan yang dapat mencontoh upaya bersama ini demi tercapainya Generasi Emas Indonesia di tahun 2045 terutama dalam wilayah Bumi Pariri Lema Bariri,” ucap Bupati.

Sementara, Director of Support Operations Yayasan CARE Peduli Luki Kurniawan mengatakan, menjadi mitra aktif pemerintah dalam mengurangi stunting pada anak adalah salah satu prioritas yayasan.

“Stunting mempengaruhi anak-anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan membatasi perkembangan fisik dan kognitif mereka. Hal ini tentunya akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi lokal dan negara,” katanya.

Luki Kurniawan, berharap, sinergi antara Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat, Yayasan CARE Peduli, dan AMMAN Mineral dapat berkontribusi pada penurunan angka stunting di kabupaten Sumbawa Barat, dan dapat menjadi model pendekatan yang holistik (menyeluruh) dalam penanganan stunting di Indonesia.

Secara nasional, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting sebagai dasar hukum yang diperlukan dalam berbagai upaya percepatan penurunan stunting. Diharapkan melalui Perpres ini, maka angka prevalensi stunting dapat diturunkan hingga 14% pada tahun 2024.

Menurut definisi dari World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak sebagai akibat dari dari gizi buruk, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai. Tingginya angka stunting menjadi permasalahan mendasar yang membutuhkan perhatian, dimana nantinya dapat berpengaruh terhadap kualitas generasi produktif di masa mendatang.(EZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses