KabarNTB, Sumbawa Barat – Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sumbawa Barat melirik potensi Bendungam Tiu Suntuk, di Desa Hijrah, Kecamatan Bramg Ene, sebagai destinasi wisata.
Dinas terkait bahkan telah mendapat hibah bangunan dari pemerintah pusat di lokasi bendungan itu.
Bangunan itu berupa dua unit rumah yang sebelumnya digunakan oleh pengawas selama proses pembangunan bendungan.
“Kita sudah resmi sebagai pemiliknya untuk dua bangunan di bendungan Tiu Suntuk. Bangunan itu adalah hibah dari pemerintah pusat,” ujar Kepala Disparpora KSB, Nurdin Rahman, Kamis, 4 Juli 2024.
Ia menjelaskan, kondisi kedua bangunan rumah itu masih sangat baik. Rencananya, Disparpora akan mengelolanya sebagai fasilitas penginapan untuk menarik wisatawan datang ke bendungan indah bernilai Rp 1,4 triliun itu.
“Rencana kita sementara mau jadikan penginapan untuk wisatawan. Tapi nanti kita finalkan,” timpal Nurdin Rahman.
Bendungan Tiu Suntuk menurut Nurdin, kini menjadi destinasi wisata baru yang banyak digemari masyarakat KSB, bahkan Sumbawa. Jaraknya yang dekat membuat pengunjung bisa datang kapan saja.
“Itu bedanya dari bendungan Bintang Bano. Tiu Suntuk dekat dengan pemukiman warga sehingga biar sore hari tetap ramai yang datang,” paparnya.
Memiliki aset bangunan di bendungan Tiu Suntuk, Disparopra KSB pun sangat bersemangat untuk segera mengelola potensi wisata fasilitas irigasi tersebut. Nurdin menyebut, saat ini telah dibentuk sebuah UPTD yang ditugaskan mengelola pariwisata bendungan Tiu Suntuk dan Bintang Bano.
“Kita akan fokus dulu di Tiu Suntuk karena kita punya aset di sana,” katanya.
Baik bendungan Tiu Suntuk maupun Bintang Bano, dikatakan Nurdin, untuk improvisasi pengembangan pariwisatanya sangat banyak. Tidak saja bendungan itu sendiri, tapi ada beberapa spot di luar kawasan bendungan yang bisa dikembangkan sebagai destinasi baru.
“Mau buat tempat pemancingan, camping ground, wisata arung jeram juga bisa,” katanya.
Banyaknya potensi wisata yang dimiliki oleh kedua bendungan itu, pihaknya kata Nurdin pun kini tengah menyusun rencana pengembangan. Pihaknya akan memulai dari spot-spot wisata yang mudah dieksekusi terlebih dahulu.
“Karena bicara pengembangan kan imbasnya ke anggaran pastinya. Jadi kita akan menggagas yang low budget dulu,” sebutnya.
Ia menambahkan pihaknya juga menjajaki bantuan pihak ketiga agar rencana pengembangan wisata bendungan Tiu Suntuk dan Bintang Bano dapat berjalan lancar.
“Semua rencana pengembangan destinasi wisata yang kita miliki termasuk dua bendungan itu sudah kami komunikasikan dengan PT AMMAN. Kami minta perusahaan itu turut mendukung upaya kami,” demikian Nurdin.
Bendungan Tiu Suntuk sendiri dibangun sejak 2018 dan diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo pada bulan Mei 2024 lalu. Bendungan yang bisa mengairi lahan pertanian seluas 3.000 hektar itu merupakan bendungan besar kedua yang dibangun di KSB, setelah bendungan Bintang Bano di Desa Bangkat Monteh, Kecamatan Brang Rea.(*)
Komentar