Indeks Pembangunan NTB Rendah, Haji Firin : Kuncinya Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat

KabarNTB, Mataram – Calon Wakil Gubernur NTB, Dr HW Musyafirin mengungkap sejumlah alasan mendasar mengapa Ia akhirnya memutuskan maju mencalonkan diri bersama Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah (Ummi Rohmi) di Pilkada NTB 27 Nopember mendatang.

Salah satunya adalah rendahnya indeks pembangunan di Provinsi NTB.

Berbicara dihadapan ratusan relawan se-Kota Mataram dalam kegiatan deklarasi dukungan Relawan Mandiri Barisan Rohmi – Firin di Lesehan Goyang Lidah, Kota Mataram, Ahad 30 Juni 2024, Haji Firin yang sehari sebelumnya menerima tanda Kehormataan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI dan iBangda Award di puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2024 di Semarang, Jawa Tengah, bercerita tentang pentingnya pemenuhan hal dasar masyarakat, kebahagiaan keluarga yang menjadi kunci meningkatnya indeks pembangunan di suatu daerah.

Ia menjelaskan, di puncak peringatan Harganas di Semarang, dipaparkan indeks pembangunan keluarga di NTB berada di peringkat 37, dibawah provinsi Papua.

“Jadi rendah sekali. Indeks pembangunan keluarga, ada kemandirian keluarga, ada ketentraman, ada kebahagiaan juga. Kalau indeks kebahagian masyarakat NTB itu nomor empat paling bawah. Indeks pembangunan manusia NTB, juga nomor empat paling bawah (dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia),” bebernya.

Fakta-fakta tersebut, justeru berbanding terbalik dengan indeks pembangunan berbagai bidang di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

“Indeks pembangunan keluarga di KSB masuk lima besar nasional, makanya kita diberikan iBangda Award. Kemudian untuk sanitasi dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat memang KSB lebih tinggi, sehingga kemarin kita diberikan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden,” urainya.

Ia mencontohkan hak dasar masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satunya terkait dengan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang terdiri dari bebas buang air besar sembarangan (ODF), cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.

KSB menjadi kabupaten pertama di Indonesia dan satu-satunya di BTB yang berhasil menuntaskan 5 pilar STMB, bahkan telah mendapat rekor MURI.

Persoalan sanitasi kerap dianggap kecil dan sepele. Tapi Haji Firin menegaskan damoaknya sangat besar dan mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan masyarakat.

“Tidak mungkin kita bicara penurunan stunting kalau sanitasinya tidak beres. Tidak mungkin kalau masih buang air besar sembarangan, masih minum air yang tidak sehat, sampah dan air limbah rumah tangga berserakan. Mohon maaf, semua kabupaten kota di NTB angka stuntingnya diatas rata-rata nasional, tapi hanya KSB yang angkanya dibawah rata-rata nasional. Karena kita telah memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,” urainya.

Haji Firin menegaskan, dirinya mengungkap berbagai ketimpangan indeks pembangunan antara NTB dengan KSB bukan untuk mengkritisi apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin NTB sebelumnya.

“Tapi saya ingin menekankan, bagaimana upaya kita secara bersama-sama bisa memenuhi apa yang menjadi hak-hak dasar masyarakat. Itu yang paling penting dan lebih prioritas daripada yang lain,” sebutnya.

Karena itu  Haji Firin menegaskan dirinya bersedia untuk berikhtiar maju di Pilkada NTB bersama Ummi Rohmi dengan fokus utama untuk pemenuhan hak-hak dasar masyarakat.

“Dan apa yang menjadi capaian KSB selama ini juga tidak lepas dari peran dan arahan Ummi Rohmi. Karena persoalan-persoalan menyangkut kebutuhan dasar masyarakat, seperti sanitasi dan Posyandu berada dibawah koordinasi beliau saat menjabat sebagai wakil gubernur,” terangnya.(EZ)

Komentar