Dari Pembinaan oleh BKP hingga Kyai Zul Tidak Lagi Makan Nasi Beras
Bupati Sumbawa Barat (KSB), DR KH Zulkifli Muhadli, SH. MM telah menerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2012 dari Presiden RI pada 14 Desember 2012 yang lalu di Istana Negara. Penghargaan yang diterima oleh Kyai Zul sapaan akrab Bupati KSB adalah puncak kerja keras, konsistensi, dan keteladanan sebagai pemimpin. Semua komponen di KSB seperti bergerak bersama membangun ketahanan pangan. Membangun ketahanan pangan sama halnya membangun ketahanan negara. Bagaimana perjalanannya hingga Kyai Zul bersama Provinsi NTB sampai pada penghargaan tertinggi tersebut? Berikut catatannya.
Sepucuk surat dari kementerian Pertanian RI sampai di Gedung Sekretariat Daerah KSB. Surat itu adalah Surat Keputusan Menteri Pertanian RI. Dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5993/Kpts/KP.450/11/2012 tertanggal 30 November 2012 tercantum bahwa Bupati KSB berhasil meningkatkan surplus pangan (beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar) 58% per tahun; menurunkan konsumsi beras 2,85% pertahun; meningkatkan konsumsi aneka pangan lokal 5,63% pertahun, membangun sarana dan prasarana pertanian antara lain bendungan 8 unit, waduk 5 unit, dan embung 32 unit dengan luas areal irigasi7.750 Ha.; serta mengalokasikan APBD untuk ketahanan pangan Rp. 294 miliar tahun 2011.
Surat keputusan itu adalah puncak dari beberapa rangkaian yang cukup panjang dalam agenda Kementerian Pertanian RI bersama Dewan Ketahanan Pangan Nasional yang ketuanya langsung dipegang oleh Presiden. Ketahanan Pangan dikomandoi langsung oleh presiden adalah pertanda bahwa ketahanan pangan nasional adalah perihal yang serius dan strategis dalam membangun ketahanan Negara dan bangsa.
Sebelum menerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2012 dari Presiden RI di Istana Negara, Kyai Zul, Bupati Sumbawa Barat terpilih menjadi nominator APN dan melakukan presentasi pembangunan ketahanan pangan di hadapan Dewan Ketahanan Pangan Nasional pada bulan september silam. Dalam presentasi tersebut, Penanganan terhadap wilayah yang defisit pangan yaitu Kecamatan Maluk dilakukan dengan melaksanakan tata niaga pangan antar wilayah kecamatan dengan pola kerjasama antara masyarakat-pemerintah-swasta. Hal ini dimungkinkan karena produksi pangan di KSB terjadi surplus.
Adapun defisit yang terjadi disebabkan karena Kecamatan Maluk adalah daerah tambang yang masyarakatnya sebagian besar adalah pekerja tambang dan pedagang. Laju pertumbuhan ketersediaan pangan lebih tinggi (41,90 % per thn) dari laju peningkatan konsumsi pangan (7,11 % per thn), sehingga laju peningkatan surplus pangan dari waktu ke waktu semakin banyak (58,25 % per tahun).
Pemerintah KSB meletakkan pembangunan pertanian sebagai prioritas karena sadar bahwa pada sektor inilah bertumpu kekuatan ekonomi warga KSB. untuk itu, pembangunan infrastruktur pertanian digencarkan sehingga Bupati KSB menerima penghargaan produksi beras di atas rata-rata nasional 2 kali berturut-turut yaitu pada tahun 2010 dan 2011.
Prestasi pada peningkatan produksi beras di atas rata-rata nasional tersebut diperluas dengan melaksanakan program-program pembangunan ketahanan pangan, yaitu memenuhi kebutuhan pangan, diversifikasi pangan dan penguatan stock pangan lokal dan melaksanakan tata niaga pangan antar kecamatan.
Jauh sebelum Kyai Zul, melakukan presentasi di hadapan Dewan Ketahanan Pangan RI, Badan Ketahanan Pangan KSB bekerja keras bersama petani, komunitas RT, dan seluruh warga masyarakat dengan melakukan pembinaan dan kampanye diversifikasi pangan lokal seperti ubi jalar, jagung, ubi jalar, dan melakukan kampanye untuk menurunkan konsumsi beras yang merupakan agenda nasional.
Keberhasilan menurunkan konsumsi beras 2,85% pertahun tidak lepas dari kampanye Badan Ketahanan Pangan KSB yang melakukan publikasi meluas terhadap keteladanan Kyai Zul yang sudah tidak lagi mengkonsumsi nasi beras sejak tahun 2010. BKP KSB menyadari bahwa Bupati adalah pemimpin yang akan ditiru oleh warga masyarakatnya sehingga apapun yang menjadi teladan dari pemimpin akan cepat direspons oleh masyarakat dan berpengaruh terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan. Point-point inilah yang didapatkan oleh tim dari Dewan Ketahanan Pangan Nasional dalam penilaiannya baik penilaian dari data di atas kertas dan dari observasi langsung mereka di KSB.
Tim kerja Badan Ketahanan Pangan KSB bekerja efektif dalam membangun ketahanan pangan di KSB yang didukung oleh Dinas Pertanian dan Bappeda. Kebijakan, program dan kegiatan disusun secara sinergis karena RPJM KSB memprioritaskan pembangunan pertanian dan menyerap anggaran APBD KSB cukup besar.
Upaya-upaya sinergis ditambah dengan komitmen Kyai Zul sebagai Bupati KSB dalam membangun ketahanan pangan sebenarnya bukanlah ditujukan bagi hadirnya penghargaan-penghargaan, tapi ditujukan untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyatnya. Penghargaan yang diterima adalah sebuah anugerah dari sebuah kerja keras yang murni, kerja keras yang dibangun secara kolektif yang pada akhirnya penghargaan menjadi motivasi yang tidak boleh menghilangkan tujuan idealnya: kesejahteraan masyarakat!
Kado Dari KSB untuk NTB
Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2012 ini terasa begitu berarti ketika upaya-upaya serius tersebut juga menjadi “kado cantik” bagi lingkungannya yang lebih luas yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan upaya maksimal dari kabupaten, sejatinya secara otomatis mengangkat dan memberikan pengaruh signifikan pada capaian prestasi di level provinsi. Artinya jika semua kabupaten di NTB berprestasi, maka Provinsi NTB pasti berprestasi, begitu juga jika semua kabupaten sejahtera, maka provinsi juga sejahtera.
Pada anugerah Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2012 yang diterima oleh Kyai Zul, Bupati Sumbawa Barat bersama Gubernur NTB dari Presiden RI menyiratkan bahwa apapun yang dilakukan oleh Kabupaten Sumbawa Barat dan kabupaten lainnya tetap berada pada ruas kepentingan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang bervisi menjadi daerah maju dan berdaya saing sehingga makna maju dan berdaya saing sejatinya berada pada kabupaten/ kota dalam wilayahnya.
Jika begitu rumusannya, maka sejatinya anugerah Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2012 yang diterima oleh Kyai Zul, Bupati Sumbawa Barat dan prestasi lainnya dari bupati dan walikota di NTB adalah “kado istimewa” untuk Hari Ulang Tahun Provinsi Nusa Tenggara Barat yang ke-54. Dirgahayu NTB! (***)
Komentar