Inilah Hasil Pertemuan Bupati KSB & Elemen Masyarat

Sumbawa Barat, KabarNTB – Kisruh dan amukan massa yang terjadi di Sumbawa Barat khususnya yang berada di Kota Taliwang, buntut dari kasus pembunuhan bocah IM (6) dan kaburnya Ersan Munab (56) ayah tersangka JJ (12) dari pengamanan Polres KSB, yang diduga terlibat dalam aksi pembunuhan sadis pecan lalu, membuat sejumlah elemen masyarakat Sumbawa Barat Senin sore tadi (18/5) melakukan pertemuan dengan Bupati Sumbawa Barat, Dr.KH. Zulkifli Muhadli, MM di Gedung Graha Fitrah Kantor Bupati.

Hadir dalam kesempatan tersebut, selain sejumlah elemen masyarakat juga hadir keluarga korban, pimpinan dan anggota DPRD KSB.Sejumlah elemen masyarakat ini bukan hanya mengatasnamakan keluarga korban, tapi juga sebagai warga KSB yang selama ini melakukan mediasi dengan kepolisian, dan turut merasakan kejadian bentrok yang terjadi.

Beberapa orang menyampaikan hasil pengamatan dan pengalaman mereka selama di lapangan sejak 3 hari lalu. Amir Fad, misalnya, melihat bahwa kondisi di KSB yang tidak terkendali ini harus disikapi dengan pendekatan yang baik oleh pemerintah. Kejadian yang terjadi menurutnya menunjukkan bahwa polisi justru memancing bentrok dengan warga.

Sementara itu, Anugerainsyah dan Amru Albar menyampaikan, rentetan kejadian sejak lepasnya ayah JJ pada Kamis malam. Menurut Anugerainsyah, masyarakat tidak ada niat untuk merusak, tapi justru terpancing dengan adanya Brimob.

Terkait adanya korban meninggal, dia mempertanyakan janji Kapolres untuk tidak ada penembakan. Dia juga mengusulkan agar Pemda, LSM, tokoh masyarakat serta kepolisian berkumpul di suatu tempat untuk menjelaskan pada masyarakat.

“Kepolisian harus menjelaskan rangkaian peristiwa yang terjadi, serta upaya apa yang sudah dilakukan.Selain itu, pemerintah harus menghubungi tokoh masyarakat yang ada di tiap wilayah agar bisa mengontrol massa.”ujarnya.

Sedangkan Heri Supriadi berharap agar Bupati mengambil langkah yang seperlunya dalam menghadapi kejadian ini. Dia melihat bahwa Kapolres justru kerap mengeluarkan statemen provokatif, semisal ucapannya yang menyatakan tidak bisa menahan Ayah JJ karena dia hanya sebagai saksi. Selain itu, ada proses hukum yang tidak sesuai, terkait penetapan tersangka dan saksi yang berlangsung sangat cepat.

Terkait penembakan yang menyebabkan meninggalnya Baharuddin, warga Pakirum, Heri menekankan agar ada jaminan dari kepolisian untuk bertanggung jawab dan menemukan pelakunya.

Atas penyampaian kajian dan pengamatan di lapangan dari beberapa elemen tersebut,  Kyai Zul, sapaan akrab Bupati KSB meminta, kepada pihak Kepolisian agar memahami psikologi keluarga korban dan kultur masyarakat KSB.

Menurutnya, pendekatan yang diharapkan agar jauh dari agresif, sehingga Bupati meminta pihak kepolisian untuk tidak turun seperti malam sebelumnya, dan hanya unsur TNI saja.

Kepala Daerah juga  juga berharap agar kelompok masyarakat bisa menginventarisir semua tokoh-tokoh untuk bisa mengawal massa, dan mengontrol dengan cara persuasif.

“Saya punya kewajiban mengawal dan menuntaskan kasus ini serta menemukan siapa pelakunya”, tandasnya.

Rencananya, malam ini, Bupati akan turun dengan toga toma serta elemen masyarakat yang ada agar bisa duduk bersama. Setelah mengikuti pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut, Bupati akan bertemu dengan Jenderal Arif dari Mabes Polri.(Nh)

Komentar