KabarNTB, Sumbawa Barat – Puluhan orang pengurus dan buruh yang tergabung dalam DPC Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) merealisasikan rencana aksi longmarch (jalan kaki) dari Kecamatan Poto Tano KSB menuju Kota Mataram, Ibukota Provinsi NTB, pada Rabu pagi ini 21 Februari 2018.
Rombongan peserta aksi melakukan start sekitar 09.00 wita dari desa Tambak Sari Kecamatan Poto Tano yang juga merupakan lokasi tambak udang milik PT Bumi Harapan Jaya (PTBHJ) salah satu perusahaan yang telah dilaporkan DPC SBSI KSB ke Kepolisian atas dugaan pelanggaran undang-undang ketenagakerjaan.
Aksi jalan kaki itu sendiri, merupakan bentuk protes SBSI terhadap berbagai persoalan ketenagakerjaan yang terjadi di Sumbawa Barat yang hingga sekarang tidak kunjung dituntaskan dan instansi terkait di Pemprov NTB terkesan membiarkan (tutup mata).
Aksi yang dilakukan SBSI KSB ini merupakan aksi protes dengan jalan kaki pertama sekaligus menempuh jarak terjauh yang pernah dilaksanakan di NTB.
“Aksi jalan kaki sampai Mataram ini adalah aksi pembuka sebelum persoalan ini akan dibawa pada kongres SBSI tanggal 8 april 2018 mendatang. Bila pemerintah daerah (Pemprov NTB) tidak mempunyai komitmen untuk penyelesaian berbagai masalah ketenagakerjaan yang terjadi, maka SBSI akan melakukan aksi besar-besaran di Jakarta dengan melibatkan seluruh peserta kongres,” ungkap Ketua DPC SBSI KSB, Malikurrahman SH yang memimpin aksi dimaksud.
Pantuan KabarNTB, para peserta Aksi yang berjumlah sekitar 20 orang, terlihat bersemangat. Sambil berjalan mereka juga membawa beberapa spanduk berisi tuntutan dan berorasi.
Adapun tuntutan yang disuarakan dalam aksi long march ini, antara lain mendesak DPRD NTB untuk membuat Pansus ketenagakerjaan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT), mendesak agar PT AMNT mencabut kebijakan stand by/merumahkan karyawan, mendesak PT AMNT tidak memberikan sanksi atas potensi pelanggaran dalam mogok kerja pekerja di tambang Batu Hijau tanggal 12 pebruari 2018, serta mendesak perusahaan itu untuk melaksanakan seluruh point Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2017-2018 yang menjadi salah satu alasan dilaksanakannya mogok oleh para pekerja.
Selain itu, SBSI juga mendesak Kepolisian untuk segera menindaklanjuti laporan atas PT Bumi Harapan Jaya (PTBHJ – perusahaan pengelola tambak udang di Poto Tano) atas dugaan pelanggaran ketenagakerjaan, serta sejumlah tuntutan lainnya.
Malikurrahman mengatakan, DPC SBSI KSB sudah berkomunikasi dengan korwil NTB dan termasuk DPP SBSI terkait pelaksanaan aksi ini. Ia juga memastikan ketua umum DPP SBSI Prof Dr Mukhtar Pakpahan akan datang ke Mataram untuk menyambut para peserta aksi sekaligus memberikan dukungan dan pembelaan.
Aksi protes dengan jalan kaki ini akan menempuh jarak sekitar 120 KM. Selain dengan jalan kaki, perjalanan Poto Tano Kayangan ditempuh peserta aksi lewat laut melalui pelabuhan Poto Tano menuju Pelabuhan Kayangan Lombok Timur. Sementara jarak yang akan mereka tempuh dari pelabuhan Kayangan Lombok Timur menuju Kota Mataram sejauh 79 km.(EZ)
Komentar