KabarNTB, Sumbawa – Ketua Dekranasda Sumbawa, Hj. Amien Rahmani Husni Djibril menyatakan masyarakat Tana Samawa, khususnya para penenun tradisional dari Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir, patut berbangga karena ‘kre’ alang’ (kain tenun tradisional Sumbawa) Desa Poto sudah dikenal di dunia internasional.
“Berbanggalah menjadi warga Desa Poto, karena Kre’ Alang asal desa ini telah berhasil go internasional,” ungkap Hj Amien Rahmani di acara pembukaan Festival Nesek 2019 di lapangan sepak bola Desa Poto, Rabu 30 Oktober 2019.
Keberhasilan Kre’ Alang Desa Poto menembus pasar internasional, menurutnya, juga semakin memperkuat status desa tersebut sebagai salah satu dari delapan desa di Indonesia yang ditetapkan sebagai desa percontohan pemajuan kebudayaan oleh Kemendikbud RI.
“Ini merupakan sinyal bahwa daerah kita memiliki potensi untuk berbicara banyak di level nasional. Dimana tenun atau batik Sumbawa merupakan karya seni yang telah ada sejak dahulu kala dan mampu bertahan ditengah bermunculannya produk-produk tenun modern,” imbuh Hj Amien Rahmani.
Ia menyebut Festival Nesek 2019 sebagai bagian dari kebanggaan warga Sumbawa terhadap kiprah kain tenun khas Sumbawa atau Kre’ Alang yang saat ini sudah sampai ke level internasional.
Karena itu, ia mengharapkan Pemerintah Kabupaten Sumbawa dapat memberi perhatian lebih pada masa depan Kre’ Alang yang telah mengharumkan nama Sumbawa.
Menurutnya, saat ini masih terdapat beberapa persoalan yang dihadapi industri Kre’ Alang di Sumbawa, seperti kurangnya modal bagi para pengrajin dan belum dipatenkannya produk Kre’ Alang sebagai kerajinan khas Sumbawa.
“Perhatian pemerintah juga dibutuhkan untuk dapat mengurangi beredarnya produk Kre’ Alang palsu yang di produksi di daerah lain, yang saat ini marak beredar di masyarakat,” ungkapnya.(JK)
Komentar