Sekelumit Kisah dari Mantan Wali Kelas dan ‘Pesan Kematian’ dari Gubernur Zul

KabarNTB, Sumbawa – Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menghadiri kegiatan reuni dengan teman-teman sekolahnya saat menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sumbawa, Ahad 5 januari 2020. Kegiatan tersebut digelar di kediaman Syarifuddin Muhtar, teman Sekelas Gubernur, di Kelurahan Brang Bara, Kota Sumbawa Besar.

Puluhan teman sekelas Gubernur hadir untuk bersilaturahmi sekaligus mengenang kembali masa-masa sekolah, termasuk mantan wali kelas mereka, Abdul Azis.

Wali kelas III/9 tahun ajaran 1986 -1987 itu, bercerita tentang sikap dan prilaku Gubernur Zulkieflimansyah ketika menjadi muridnya. Selama setahun menjadi wali kelas, Abdul Azis mengaku mengenal Gubernur Zul sebagai siswa yang paling disiplin.

Gubernur NTB., Zulkieflimansyah saat hadir di acara reuni bersama teman-teman sekelasnya di SMPN 1 Sumbawa (5/1)

“Di mata saya, Pak Gubernur ini siswa yang disiplin. Tidak ada yang negatif saat saya jadi Wali kelasnya,” ungkap pria yang baru saja purna tugas 1 Januari 2020 lalu itu.

Karena kedisiplinan itu, ia menilai Gubernur Zul sebagai murid yang patut diteladani, karena pergaulan dan kebersamaan dengan teman-teman yang lain dinilai baik dan bersahabat. Seluruh teman satu kelas Gubernur, kata dia, merasa senang dengan sikap dan pergaulannya. “Gubernur ini pintar juga anaknya,” ungkap Abdul Aziz.

Kini, setelah muridnya itu menjadi Gubernur, Abdul Aziz mengaku bangga dan bersyukur. Sedikitpun, ia tidak pernah menyangka Zulkieflimansyah akan menjadi orang nomor satu di NTB. Ia berdoa semoga Gubernur diberikan kesehatan dan kesuksesan dalam melayani masyarakat NTB.

Sementara itu, Gubernur mengaku bersyukur dan merasa senang dapat berkumpul dan bersilaturahmi dengan sahabat dan gurunya itu. Menurutnya, reuni dan silaturahmi seperti itu harus dimaknai sebagai pertemuan terakhir. Karena, tidak ada yang menjamin bahwa usai kegiatan itu semua masih hidup.

“Kenapa pesan kematian ini perlu disampaikan, bukan karena kita takut mati. Tapi sesungguhnya kenapa kita harus menyiapkan kematian dan memaknai sebuah pertemuan sebagai pertemuan kita terakhir, supaya kita mampu menghadirkan kesan yang baik pada saudara-saudara kita,” ungkapnya.

Gubernur Zul juga mengatakan tidak pernah rugi orang yang menyajikan kebaikan karena kebaikan itu dengan bahasanya sendiri akan menghadirkan kebaikan dengan cara yang berbeda. “Kalau kita baik dia akan mendistribusikan kasih sayang cinta pada yang lain juga punya pengalaman hidup begitu dan mudah-mudahan kebaikan itu nanti menular,” imbuhnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya bersedekah. Ia menegaskan tidak ada orang yang banyak memberi akan jatuh miskin. Justru keberlimpahanlah yang didapat oleh seseorang yang senang membantu dan bersedekah. . “Makanya kalau yang sakit-sakit berat itu, refleksinya sederhana aja, mungkin kurang sedekah,” tandasnya.(VR)

Komentar