KabarNTB, Sumbawa Barat – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT), menyatakan telah melakukan kalkulasi mengenai kebutuhan fasilitas akomodasi bagi karyawan perusahaan pengelola tambang Batu Hijau itu yang akan mengikuti program isolasi terpusat mandiri di Kota Mataram.
Menanggapi penolakan tegas Pemda KSB terhadap pelaksanaan program dimaksud di Kota Mataram, Manager Head of Coorporate Comunication PTAMNT, Kartika Octaviana, menjelaskan, tedapat sebanyak 1.000 orang karyawan yang akan mengikuti program isolasi mandiri terpusat yang dilaksanakan secara bergiliran (dirotasi setiap dua minggu) tergantung jadwal field break (istirahat bekerja) itu.
“Dari hasil kalkulasi tersebut, fasilitas penginapan yang tersedia di KSB yang dapat kami ajak bekerjasama untuk kontrol penuh fasilitas penginapan tersebut sangat terbatas,” jelasnya, kepada KabarNTB, Kamis sore 16 April 2020.
Karenanya, PT.AMNT selanjutnya berupaya mencari alternatif, yaitu di Lombok. Menurut Kartika Octaviana, terdapat 4 hotel di Lombok yang sudah sepakat untuk dibooking sepenuhnya untuk kebutuhan fasilitas penginapan sementara selama program itu dilaksanakan.
“Dengan demikian, kami memiliki kontrol penuh atas keamanan, management hotel dan bahkan dapur, selama implementasi kebijakan ini. Pertimbangan kami juga tentu didasarkan pada fasilitas kesehatan di wilayah tersebut (Lombok) yang memadai. Karyawan yang berada di dalam fasilitas ini tidak diizinkan keluar masuk, menerima tamu, atau aktivitas lain yang membuka resiko terpapar COVID-19,” terangnya.
Baca juga : https://kabarntb.com/2020/04/tim-medis-ambil-sampel-darah-satu-orang-cluster-gowa-di-monggas-loteng/
Selain itu, sambungnya, PTAMNT juga sudah mengatur sarana transportasi khusus yang sudah steril (disemprot disinfektan), termasuk para sopir juga menjalani karantina. “Berbagai prosedur ini kami lakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para karyawan, keluarga karyawan dan tentunya warga sekitar lingkar tambang. Kami berupaya untuk tetap menjalankan produksi secara normal, meskipun ada berbagai tantangan yang harus kami hadapi. Karena kami memahami signifikansi dari operasi kami terhadap ekonomi daerah dan nasional,” urai dia.
Terkait penolakan Pemda KSB terhadap pelaksanaan program tersebut di Kota Mataram yang masuk dalam zona merah penyebaran Covid-19, Kartika Octaviana menyatakan pada prinsipnya PTAMNT terus berkomunikasi dengan pemerintah. “Tentu faktor yang dipertimbangkan banyak. Harapannya adalah kita bisa mendapatkan win-win solution dari aspirasi berbagai pihak,” tandasnya.(EZ)
Komentar