DPMD Sumbawa Ingatkan Pentingnya Pemutakhiran Profil Desa/Kelurahan

KabarNTB, Sumbawa – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumbawa kembali menggelar pelatihan penyusunan dan pemutakhiran data profil desa dan kelurahan.

Pelatihan yang digelar, Kamis 03 Desember 2020 di Lantai 3 Kantor Bupati Sumbawa ini dibuka Sekretaris DPMD Sumbawa Syaifullah SE. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pentingnya penyusunan dan pemutakhiran data profil desa dan kelurahan. Profil desa/kelurahan merupakan data base yang dibutuhkan oleh desa/kelurahan untuk menentukan arah kebijakan pembangunan maupun proses pemerintahan yang ada di desa/kelurahan.

“Profil merupakan catatan tentang desa/kelurahan yang memuat semua aspek yang ada di desa/kelurahan. Baik potensi, luas wilayah, kemampuan desa/kelurahan serta gambaran situasi sosial ekonomi masyarakat setempat. Ini penting sekali sebagai gambaran atau dasar dalam menentukan di dalam membuat rencana program baik itu pembangunan dan kegiatan lainnya,” beber Syaifullah.

Pelatihan penyusunan Profile Desa yang dilaksanakan DPMD Sumbawa

Ia menegaskan bahwa pemerintah terbangun dari administrasi. Profil desa bagian dari administrasi di desa yang harus dimutakhirkan. Tentu dalam penyusunan profil desa, ada sistem yang sudah diatur. Karenanya penting pemahaman untuk menyusun profil sesuai dengan ketentuan yang ada. “Sebelumnya sudah 126 desa yang diberikan pelatihan. Sekarang 30 desa,” jelasnya.

Dikatakan, profil desa setiap tahun berubah. Karena dari jumlah penduduk saja berubah, karena adanya kematian dan kelahiran. Begitu juga terhadap kondisi lainnya.

“Kenapa ini penting, apalagi desa sekarang dalam menyusun RPJMDes, karena kemarin ada kepala desa yang baru dilantik, jadi proses kita menyusun perencanaan di desa, mulai RPJMDes, RKPDes maupun APBDes didasarkan pada profil desa itu sendiri,” jelasnya.

Apa yang menjadi kekurangan di desa, apa yang menjadi program di desa, berapa potensi yang ada di desa menjadi dasar dalam perencanaan yang ada di desa. Sehingga apa yang menjadi hajat kepala desa dalam visi-misinya dituangkan dalam RPJMDes.

“Jadi tidak ada istilah Kades tidak mengerti atau tidak memahami profil desanya. Ketika ditanya berapa jumlah penduduk, berapa jumlah layanan kesehatan, berapa sekolah, tingkat kepadatan serta hal lainnya tertuang dalam profil desa,” terangnya.

Profile itu, sambungnya, juga akan menjadi tolak ukur bagi pemerintah, untuk menentukan klasifikasi desa itu apakah masih tertinggal, maju, mandiri dan sebagainya.

“Bagaimana pemerintah mengetahui potensi di desa kalau tidak ada dasar profil yang valid dan up to date. Itulah fungi saudara untuk mengupdate. Karena berbeda data 10 tahun kemarin, 5 tahun kemarin atau hari ini. Makanya saya minta untuk tekun serius mengikuti apa yang akan disampaikan secara teknis dari pelatihan ini,” harapnya.

Ia menjelaskan betapa pentingnya keberadaan profil desa yang valid. Karena banyak kasus di tingkat nasional, sementara kita memiliki lahan pertanian sangat luas. Tapi bantuan pertanian dari pusat banyak turun ke daerah lain. Hal Itu karena kesalahan informasi dan Sumbawa dianggap tidak punya lahan.

“Itu tidak menutup kemungkinan karena kesalahan data. Karena bantuan dan program pemerintah itu turun dasarnya adalah profil desa. Berapa jumlah penduduk miskin, lahan pertanian, sehingga itu mempengaruhi jumlah bibiblt bantuan. Itu makanya penting sekali profil desa itu,” imbuhnya.

Sekdis juga mengingatkan para peserta pelatihan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Mengingat kasus Covid-19 semakin bertambah. Sehingga dibutuhkan kerjasama dan kewaspadaan bersama.

Sementara itu, Kabid Kelembagaan dan Sosbud DPMD Kabupaten Sumbawa Abdul Munir menyampaikan tentang pentingnya pemahaman dasar pengembangan potensi yang ada di desa menggunakan aplikasi.

“Aplikasi ini sudah diluncurkan 13 tahun lalu, aplikasi di-update setiap waktu. Pemerintah di semua lini sudah menggunakan aplikasi. Karena konektivitas dengan pemerintah pusat lebih mudah dan cepat. Tujuan, sehingga tidak asal, hanya copy paste. Harus dibuat dengan hati-hati sesuai kondisi real,” jelasnya.

Dalam penyusunan Profil katanya, harus ada Pokja profil desa yang melibatkan RT/RW yang mengetuhui kondisi real lapangan. Karena yang tahu data ada RT/ RW. Ia menegaskan, bahwa semua bantuan yang turun ke desa, seperti data rehab rumah, BLT semua didasarkan pada profil desa yang masuk ke basis data terpadu. Karenanya penting untuk menyusun profil desa secara akurat.

“Kalau salah input data, jadi yang kaya dapat bantuan. Ini akan menimbulkan konflik sosial,” ujarnya, sembari menyebut tiga unsur utama profil desa, yakni data dasar keluarga, tingkat perkembangan desa dan potensi desa / kelurahan.(JK)

Komentar