KabarNTB, Mataram – Rencana investasi pusat Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja mendapatkan respon cepat Gubernur NTB, DR Zulkieflimansyah, khususnya tenaga perawat yang sangat dibutuhkan pasar kerja luar negeri.
“Kalau perlu Balai Latihan Kerja (BLK) yang sekarang langsung dipersiapkan untuk perawat perawat kita agar dilatih,” tegas Gubernur saat bertemu Direktur PT Binawan Inti Utama, Said Saleh Alwaini dan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab, Husin Bagis, secara daring di ruang kerja Gubernur, Senin (28/06).
Dikatakan Gubernur, melihat peluang besar dan kondisi pasar kerja tenaga kesehatan di NTB, pemerintah provinsi menyambut baik rencana pusat pelatihan tenaga kerja dan siap memfasilitasi segala kebutuhan investasi, bahkan menawarkan BLK untuk segera membuka pelatihan khusus tenaga perawat. Di sisi lain, Gubernur menyatakan dukungannya agar tenaga kerja NTB bertransformasi menjadi tenaga terlatih dan profesional di bidangnya dari kondisi TKI secara umum selama ini.
Sementara itu, Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UAE), Husin Bagis mengatakan, untuk kurun dua tahun target Indonesia sendiri mengirim 1000 perawat ke UAE. Dimana, jumlah tenaga kerja asal NTB cukup signifikan terutama di Abu Dhabi dengan beragam profesi.
Oleh karena itu, ia sangat mengapresiasi keberanian para TKI yang datang tanpa bekal keterampilan yang cukup. Namun demikian, hal ini kerap mendatangkan berbagai persoalan sehingga dibutuhkan peningkatan kompetensi agar layak mendapatkan kesejahteraan lebih baik sebagai tenaga kerja profesional.
“NTB sudah memiliki sumber daya manusia yang baik dan punya reputasi di UAE. Akan lebih baik jika sekarang saatnya mengirim tenaga kerja profesional dan terampil,” kata Husin.
Selain itu, Dirut PT Binawan, Said Saleh Alawini mengatakan, pasar kerja luar negeri untuk tenaga perawat sangat besar, tak hanya di UAE, beberapa negara seperti Australia, negara Eropa dan Amerika mengimpor tenaga kerja khusus perawat karena paradigma yang bergeser.
Untuk itu, tenaga kesehatan khususnya perawat tak lagi sekadar menjadi asisten dokter, sebab peluang kerja mereka di dunia kesehatan saat ini sudah menjadi rekan atau partner kerja dokter sehingga permintaan tenaga kerja perawat menjadi sangat besar beberapa tahun belakangan. Pihaknya merencanakan, selain akan mendirikan pusat pelatihan kesehatan juga akan mendirikan rumah sakit internasional.
“Kita sudah punya pusat pelatihan di Jabar dan beberapa tempat lain,. Secara nasional, serapan tenaga kerja khusus perawat juga masih sangat rendah”, sebutnya.
Ia mencontohkan, Jabar dalam setahun bisa melahirkan 5000 perawat dengan peluang kerja di fasilitas fasilitas kesehatan yang terbatas. Nantinya, rumah sakit internasional itu akan mendukung pusat pelatihan agar keterampilan standar internasional para perawat tersebut dapat terpakai sebagai alternatif pasar kerja.(NK)
Komentar