Hampir satu bulan lalu, distribusi air PDAM mengalami masalah menyusul terjadinya bencana banjir yang mengakibatkan sejumlah pipa asset PDAM hanyut dibawah air.Para pelanggan dari berbagai kalangan pun protes meminta perusahaan daerah ini segera merespon kejadian ini, masalahnya sarana air bersih tersebut sangat diperlukan warga.
Hikmah Bumi nama akrab sosok dijejaring social Facebook adalah yang paling getol menyuarakan masalah PDAM ini, Nurhikmah pemilik nama lengkap Hikmah Bumi ini baik melalui jejaring social maupun gerakan yang dibangun bersama organisasi yang dipimpinnya melakukan protes keras.
Dengan lembaga Komunitas Literasi Anorawi, Nurhikmah yang tidak lain adalah seorang PNS di bagian Humas Setda Sumbawa Barat ini, bahkan terdepan melakukan inisiasi hearing di DPRD Sumbawa Barat khususnya dengan Komisi terkait dalam hal ini Komisi III dan pihak managemen PDAM agar segera menuntaskan masalah ini dan menuntut reformasi managemen PDAM.
Langkah dan inisiasi Nurhikmah dengan lembaga yang dipimpinya ini mendapat dukungan dari sejumlah LSM yang ada di KSB.
Hearing atau dengar pendapat pun dijadwalkan Dewan, namun dua kali jadwal hearing tersebut gagal.Nurhikmah pun terus ngotot melakukan protes dan meminta jadwal hearing ulang, baru pada jadwal ketiga tepatnya Rabu (15/4) hearing pun baru bisa terlaksana dengan menghadirkan Dirut PDAM, Asisten II Pemkab KSB selaku pengawas PDAM dan Komisi III bersama sejumlah LSM.
Yang jadi persoalan disini adalah posisi Nurhikmah sebagai PNS yang dalam birokrasi berhadapan dengan atasannya dan pihak PDAM itu sendiri yang nota bene adalah asset dari daerah.
Tak pelak, Nurhikmah pun mendapat semprot dari Assisten II dalam hearing tersebut, Mashur Yusuf, ST selaku Assisten II mempertanyakan kapasitas Nurhikmah, apalagi dalam hearing ini dilakukan dalam jam dinas.
Semprotan Assisten II ini tidak diterima rekan Nurhikmah dari kalangan LSM, bahkan sejumlah aktivis LSM ini justru balik menyerang Assisten II.
Lalu apa komentar Nurhikmah terkait masalah ini, kepada media ini ia beralasan getolnya memperjuangkan krisis air PDAM tersebut, karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan menurutnya semua pihak akan mengambil bagian melihat masalah tersebut.
“ Awalnya bersama kawan-kawan LSM kami berdiskusi masalah PDAM ini baik menyangkut respon PDAM yang lamban sampai dengan wacana reformasi PDAM, hingga meminta hearing, masalah air ini kan menyangkut hajat hidup orang banyak,disatu sisi saya sebagai PNS saya merasa melakukan hal itu tidak ada kepentingan apapun, memang ketika hal ini dianggap Kontroversi saya merasa nothing to lose saja, biar public yang menilai,” kata Nurhikmah.
Lalu bagaiman respon Pemerintah dalam hal ini, Kabag Humas Setda KSB, Najamuddin Amy yang nota bene adalah atasan dari Nurhikmah, kepada media ini, berpandangan, apa yang dilakukan Nurhikmah dalam konteks sebagai apapun terselip fungsi Humas.
Terkait statusnya sebagai seorang PNS apalagi di Humas, menurut Najamuddin tentu dalam konteks kebijakan karena PDAM adalah asset masyarakat dan asset yang di Back Up oleh pemerintah daerah, Najamuddin berpadangan dari sisi isi pesan tentu tidak jadi persoalan, Nurhikmah dinilai menjalankan fungsi humasnya menjemput isu kegelisahan masyarakat dan dinilai benar.
Yang menjadi persoalan menurut Najamuddin yakni, timingnya, kepatutannya, ketepatannya, kehadirannya yang harus diperjelas, pada saat mana hadir sebagai anggota masyarakat yang juga sebagai anggota PNS.
“ Nah dari sisi etika birokrasi sebagai atasan saya menegur keras, lain kali kalau mau bergerak tentu pada pergerakan yang proporsional, jadi Assisten II melihat bahwa Saudari Nurhikmah itu mestinya berada dibelakangnya, komentar assisten II itu lebih kepada beliau melindungi bawahannya karena harusnya Saudari Nur Hikmah itu berada pada konteks sebagai birokrasi menjalankan fungsi kehumasannya pada saat jam kerja” ujar Najamuddin.
Apa yang dilakukan Nurhikmah ini tentu menjadi pelajaran berharga, tak perduli apapun statusnya namun kepentingan masyarakat menjadi hal yang utama meski harus melakukan sedikit perlawanan.
Krisis air PDAM itu sendiri kini sudah teratasi, pihak PDAM telah melakukan gotong royong memperbaiki saluran pipa yang sebelumnya hanyut dibawah banjir, kini masyarakatpun kembali menikmati sarana air PDAM, namun sayangnya sejauh ini air memang belum sejernih seperti sedia kala.
LSM pun meminta dewan terus melakukan pengawasan terkait kinerja PDAM, karena air menjadi kebutuhan utama masyarakat.
Komentar