KabarNTB, Lombok Tengah – Sekretaris Daerah Provinsi NTB, H. Rosiady Husaenie Sayuti, menegaskan salah satu karakter yang harus dimiliki seorang yang berkecimpung pada dunia birokrasi adalah mereka yang bergerak cepat, mempunyai visi ke depan dan berusaha menyamakan kualitas birokrat kita dengan kualitas birokrat di negara-negara maju lainnya.
Hal itu ditegaskan Sekda dalam Seminar Nasional dengan tema “Model Kepemimpinan Pemerintahan Menyongsong Era Digital” di Kampus IPDN NTB Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis 7 Desember 2017.
Menurut Sekda, saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan roadmap menuju reformasi birokrasi berkelas dunia (global). Roadmap ini diciptakan sedemikian rupa menjadi trend sehingga pada waktunya akan mampu menciptakan birokrasi dengan pelayanan publik yang berkualitas, birokrasi yang bersih, akuntabel dan efisien melalui sikap dan karakter yang mumpuni.
Seperti bagaimana melakukan pengawasan, mengimplementasikann dan berupaya melengkapi sampai betul-betul visi-visi Good Governance ini tercapai dengan baik.
Dalam materinya berjudul “Konsistensi Penerapan Good dan Clean Governance”, Sekda yang akrab disapa Pak Ros ini mengatakan di negara-negara maju, prinsip-prinsip dari good governance seperti integritas, kejujuran, akuntabilitas, transparansi, keadilan dan sportifitas sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan birokrasi bahkan kehidupan kemasyarakatan sehari-hari. Sehingga diskusi-diskusi tentang good governance akan mulai berkurang atau bahkan tidak perlu lagi dilaksanakan.
“Kita di NTB harus menghapus pemikiran bahwa apa yang ada kemarin sekarang kita ulang dan kita perbaiki sedikit, ini sudah tidak boleh diterapkan lagi,” ujarnya.
Kepemimpinan sekarang kata Sekda, harus mengarah pada budaya dari cara kerja kita masing-masing. Termasuk para calon birokrat, seperti Praja IPDN yang suatu hari nanti akan menguasai briokrasi dan akan menjadi pemimpin-pemimpin di daerah. Dengan demikian, para birokrat ini ke depan tidak perlu lagi bertanya apa itu good governance dan clean governance, karena sudah menjadi budaya cara kerja kita masing-masing.
“Birokrat yang eksis adalah birokrat yang dapat mengikuti era dan kemajuan jamannya,” kata Sekda di hadapan ratusan Praja dan Jajaran Pejabat IPDN.
Menutup materinya, Sekda mengharapkan praja IPDN sebagai calon birokrat kedepan harus tidak hanya mampu menguasai namun juga harus mampu melahirkan reformasi.
“Mampu berkreasi dan berpikir yang inofativ yang orang lain belum pernah pikirkan sebelumnya,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur IPDN, Prof.Dr. Ermaya Suradinata, saat membuka Seminar Nasional tersebut mengatakan bahwa pemimpin itu harus diawali dari dalam diri sendiri. Konsep kepemimpinan ini menurutnya tidak akan terlepas dari akademisi.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, lanjutnya dibutuhkan konsep kepemimpinan. Contohnya, seorang Gubernur seperti daerah NTB ini harus memiliki pemikiran yang berwawasan global.
“Tantangan yang ada jangan dijadikan suatu hambatan namun dijadikanlah suatu peluang”, ujar prof. Ermaya.
Seseorang yang menyatakan tidak mampu atau tidak berani menghadapi suatu tantangan, maka mereka ini dapat dikatakan sebagai orang yang gagal dan jauh dari kata sukses.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang banyak belajar. Prinsip model kepemimpinan era digital ini adalah segala sesuatunya, termasuk ternologi akan dikendalikan oleh manusia bukan malah sebaliknya.
Karena itu, ia berharap ke depan, Praja IPDN mampu menjadi calon-calon pemimpin yang dapat memberikan sesuatu untuk negara dan bangsanya.
“Bukan birokrat yang hanya bisa meminta dan mendapat keuntungan dari negara dan bangsanya,” ucapnya.(By)
Komentar