Ahad dini hari 5 April 2020, sekitar pukul 02.00 Wita, seorang warga Kabupaten Sumbawa Barat berinisial IA, laki-laki, 16 Tahun berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) corona virus desease (Covid-19) yang sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Provinsi Manambai Abdul Kadir (RSMA) Sumbawa meninggal dunia. Ada beberapa hal tentang sosok IA yang menjadi pertanyaan. Termasuk soal usianya yang sudah 16 tahun lebih tetapi masih duduk di kelas 5 SD.
***
IA meninggal dunia setelah menjalani perawatan sekitar sehari semalam di ruang isolasi RSMA Sumbawa setelah dirujuk dari RSUD Asy Syfa, KSB, pada Jum’at 3 April 2020. Namun sebelum dirawat di RSUD Asy Syfa, berlanjut ke RSMA Sumbawa dan akhirnya meninggal dunia, IA memiliki riwayat penyakit lain dan perjalanan ke daerah terjangkit.
Almarhum IA tercatat sebagai warga Lingkungan Tiangnam, Kelurahan Kuang, Kota Taliwang. Ia sebenarnya lahir di Lombok Timur. Beberapa tahun lalu IA datang dan melanjutkan sekolah di Taliwang, Ibukota KSB setelah ibunya menikah dengan warga setempat. Di tempat asalnya di Lombok Timur, ia sebenarnya sudah bersekolah sampai kelas 3 SD. Namun karena diboyong pindah ke KSB oleh ibunya, IA terpaksa keluar dari sekolah dimaksud dan masuk ke SD 10 Taliwang.
“Saat masuk ke sekolah kami, IA tidak dibekali dengan surat pindah dari sekolah asalnya. Karena itu ia terpaksa mengulang lagi dari kelas satu. Dalam hal pelajaran ia juga tidak terlalu pandai dan sempat tinggal kelas. Itu sebabnya, meski telah berusia 16 tahun (bulan april ini 16 tahun 7 bulan), Ia masih duduk di kelas 5,” ungkap Hj Salmah, Wali Kelas IA di SDN 10 Taliwang, saat berbincang dengan KabarNTB, Ahad siang.
Meski tergolong tidak terlalu pintar, IA merupakan anak yang baik dan rajin. Ia cukup disukai teman-temannya di sekolah. Kepala SDN 10 Taliwang, Farida S.Pd mengenang IA sebagai anak yang rajin dan percaya diri. “Kalau saya minta salah satu anak-anak untuk membantu mengerjakan sesuatu atau untuk datang ke rumah, ia pasti yang paling dulu angkat tangan daripada anak-anak lain,” kenang Farida.
Baik Salmah maupun Farida mengakui pada awal februari lalu, IA sempat mengalami sakit gigi dan gusi parah yang menyebabkan pipinya sampai bengkak dan ia tidak masuk sekolah. Penyakit tersebut berlanjut dengan penyakit lain yang menyebabkan kakinya tidak bisa digerakkan untuk berjalan. “Sejak tanggal 16 Februari 2020, ia sudah tidak masuk sekolah sampai hari terakhir sebelum Pemda meliburkan sekolah pada 23 Maret. Jadi kami pastikan tidak ada kontak lagi dengan teman-temannya di kelas maupun di sekolah sejak 16 Februari lalu,” imbuh Farida.
Dalam masa liburan sekolah yang ditetapkan Bupati KSB sejak 23 Maret sampai 4 April, sebelum diperpanjang lagi sampai 18 April mendatang, IA, tepatnya di akhir bulan Maret, melakukan perjalanan ke wilayah terjangkit Covid-19, yakni Kabupaten Lombok Timur.
“Pergerakan mereka cukup mobile, karena profesi orang tuanya berjualan, jadi sering pulang pergi ke Lombok Timur. Tapi orang tuanya ber-KTP KSB,” ungkap Bupati KSB, HW Musyafirin.
Bupati juga membenarkan perihal riwayat penyakit yang diderita IA. Menurutnya, satu bulan lalu IA mengalami sakit gigi dan gusi yang cukup parah, disertai anemia dan kondisi tubuh lemas. Ia sempat dirawat dan kondisinya membaik serta bisa melanjutkan bersekolah.
Namun pada akhir bulan Maret lalu, Almarhum IA pergi bersama orang tuanya ke Lombok Timur. Di Lombok Timur, ia mengalami sakit. Pada tanggal 30 Maret 2020, Almarhum bahkan sempat dirawat di rumah sakit di Selong Lombok Timur selama dua hari.
“Namun karena kekurangan biaya, orang tuanya atas permintaan sendiri, membawa IA keluar dari rumah sakit. Kemudian pada tanggal 2 April, meski masih dalam keadaan sakit, ia dibawa kembali ke Taliwang,” ungkap Bupati yang didampingi didampingi Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Bencana Non Alam Covid-19 Pemda KSB, H Tuwuh.
“Untungnya petugas kita di Posko penanganan Covid-19 di Poto Tano sigap dan berhasil mengidentifikasi yang bersangkutan. Cuman saat itu keluarganya belum mau terbuka, masih ada keterangan yang disembunyikan. Bahkan dilaporkan kepada petugas Posko, bahwa IA ini baru datang dari Labuhan Mapin (Alas Barat, Sumbawa), padahal baru datang dari Lombok. Namun atas kesigapan tim di Posko dan saat di tes suhu tubuhnya sudah diangka 38,1 derajat, IA langsung dibawa petugas ke Puskesmas Taliwang untuk pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Bupati.
Dari Puskesmas Taliwang, Almarhum IA lalu dirujuk ke RSUD Asy Syfa dan sempat menjalani perawatan di ruang isolasi selama satu malam. Atas hasil koordinasi pihak rumah sakit Asy Syfa dengan Rumas Sakit Manambai Abdul Kadir (RSMA) Sumbawa, Almarhum kemudian dirujuk kerumah sakit rujukan pasien Covid-19 untuk wilayah Sumbawa dan KSB itu.
“Gejala penyakitnya relatif sama dengan satu bulan lalu, gusi berdarah disertai demam, batuk dan sesak. Akhirnya kita sebagai bentuk kewaspadaan dia dimasukkan dalam status pasien dalam pengawasan (PDP) di tanggal 2 April. Jam 16.00 dibawa ke RSUD Asy Syfa dan keesokan harinya (Jum’at malam 3 April) pukul 19.00 Wita langsung dirujuk ke Rumah Sakit Manambai Sumbawa,” urai Bupati.
Kini IA telah berpulang. Pengurusan jenazah dan pemakamannya juga menggunakan protokol pengurusan jenazah penderita Covid-19 sesuai standar WHO. Namun tentang kepastian apakah ia positif atau negatif Covid-19, publik masih harus menunggu hasil uji sample swab yang telah dikirim ke laboratorium Litbangkes Kementerian Kesehatan. Tim Gugus tugas pencegahan covid-19 Pemda KSB juga telah mengisolasi 8 orang yang memiliki riwayat kontak langsung dengan IA sebagai bentuk antisipasi dan melaksanakan penyemprotan menyeluruh dengan cairan disinfekan di area sekitar tempat tinggal IA di Lingkungan Tiangnam, Kelurahan Kuang.
“Sekali lagi saya menghimbau kepada masyarakat, ini belum pasti (positif atau negatif covid-19). Belum pasti apakah sudah terjangkit atau belum. Hanya saja, karena dia baru kembali dari daerah transmisi lokal (terjangkit) itu yang menyebabkan kita khawatir. Jadi saya minta kepada seluruh warga KSB untuk tetap waspada tapi jangan panik. Saya ingin memastikan kita tetap bekerja sesuai profesi masing-masing dengan tetap jaga jarak, masker tolong tetap dipakai, etika batuk dan bersin serta pola hidup besih dan sehat tetap dilaksananakan,” himbau Bupati Musayafirin.(*)
Komentar