Kisah Sukses UMKM Desa Sukarara Bersama BAKTI Kominfo

 

KabarNTB, Lombok Tengah – Para pelaku UMKM di  Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah merasakan manfaat sangat besar atas intervensi program BAKTI Kominfo terhadap usaha meraka.

Saat ini terdapat sebanyak 30 UMKM di desa setempat yang tidak hanya mampu bertahan selama pandemi (Covid-19) tetapi juga berhasil berkembang, bahkan ada yang memasarkan produk hingga ke luar negeri.

“Kami berterimakasih dan merasa sangat bersyukur karena desa kami menjadi salah satu sasaran program melalui pendampingan dan pelatihan oleh BAKTI. Kedepan kami berharap program ini tertap berkelanjutan dan semakin banyak UMKM yang didampingi,” kata Kepala Desa Sukarara, Zakaria, dihadapan puluhan wartawan peserta Media Gathering BAKTI yang mengunjungi desa tersebut, Rabu 5 Oktober 2022.

Desa Sukarara terkenal sebagai desa penghasil tenun khas Lombok. Dari sebanyak 10 ribu lebih warga desa tersebut, 2,5 persen diantaranya adalah pengrajin tenun.

Direktur ILT BAKTI Kominfo Danny Januar Gunawan

“Saya tidak sekolah, tapi sekarang saya dikenal sampai ke Bangkok (Thailand). Teman-teman saya di instgram berasal dari berbagai negara,” ungkap Satria, salah seorang pelaku UMKM yang bergerak dibidang produksi tenun.

Ketika Satria mengatakan tidak sekolah, ia benar-benar tidak sekolah. Bahkan pendidikan di SD (sekolah Dasar) pun Ia tidak sempat enyam. Tetapi, Satria punya keahlian menenun yang diwarisinya turun-temurun dari leluhurnya.  Menenun itulah yang menjadi tumpuan harapan Satria untuk menghidupi keluarga.

“Jangankan media sosial, internetpun sebelumnya ga tahu. Tapi setelah saya ikut pelatihan digital marketing yang dilaksanakan BAKTI saya jadi paham. Produk tenun yang saya buat sekarang sudah dikenal dan dibeli oleh orang dari seluruh Indonesia bahkan negara-negara lain,” ucapnya bangga.

Yosi Widiawati, Pelaku UMKM lainnya, juga merasakan betul manfaat dari pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan BAKTI. Produk-produk kuliner yang dihasilkannya saat ini sudah mampu menembus pasar luar negeri, seperti Singapura, bahkan Jerman.

“Saya berterimakasih kepada BAKTI atas pendampingan dan pelatihan yang diberikan bagi kami sebagai pelaku UMKM. Dulu kami hanya emak-emak yang gagap tekhnologi, tapi sekarang kami beda. BAKTI hadir memberi kami solusi dan cakrawala baru, bagaimana caranya memanfaatkan internet untuk memasarkan produk. Alhamdulillah kami berhasil bertahan, bahkan bisnis kuliner yang kami jalani semakin berkembang,” ungkap owner Ombak Food itu.

Dani Januar Gunawan, Direktur LTI untuk Pemerintah dan Masyarakat BAKTI, menjelaskan, pada tahun 2019 warga Desa Sukarara masih kesulitan internet. Hal ini menjadi kendala dalam pengembangan usaha. Pemerintah melalui BAKTI kemudian turun melalukan intervensi, khususnya di wilayah-wilayah yang masuk kategori 3T dengan target utama tidak ada lagi wilayah blank spot, termasuk salah satunya di desa Sukarara. Selain percepatan infrastruktur komunikasi berupa BTS, BAKTI juga memberikan pendampingan dan pelatihan bagi para pelaku UMKM dan anak-anak muda di wilayah setempat.

“Dengan keberadaan infrastruktur yang memadai, kita berupaya mendorong ekosistem digital. Kami memberikan pelatihan digital marketing dan kursus bahasa asing (inggris) sehingga ekosistem digital itu dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat untuk pengembangan usaha dan memperlancar komunikasi,” ucapnya.(EZ)

Komentar