KabarNTB, Sumbawa Barat – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah mitra dari toko ritel modern, bukan pesaing. Karena itu, toko ritel modern memiliki tanggungjawab yang dibebankan daerah untuk membina UMKM lokal dan membantu dalam proses pemasaran produk yang dihasilkan.
“Sifatnya bermitra, bukan bersaing. Keberadaan toko ritel modern yang beroperasi di daerah diharapkan bisa turut mendongkrak perkembangan UMKM melalui program pelatihan dan pendampingan pelaku UMKM lokal,” jelas Sekretaris Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) KSB, Rahadian S.Pd M.Si Senin 8 November 2022.
Ia menjelaskan, dalam konteks kemitraan dengan ritel modern, UMKM berada di tipe kontribusi khusus yang bersifat kerjasama. Jadi disamping berkewajiban membina UMKM yang ada, ritel modern juga menjadikan pelaku UMKM sebagai mitra, khususnya dalam menghasilkan produk-produk berkualitas untuk dipasarkan.
“Dalam perjanjian perijinan yang diterbitkan pemerintah daerah, setiap toko ritel modern juga diwajibkan menyiapkan space khusus di dalam toko yang diberi nama Pojok UMKM sebagai tempat khusus menjual produk-produk UMKM. Diskoperindag hanya memfasilitasi, sementara kerjasamanya sendiri bersifat bussines to bussines antara pelaku UMKM dengan pengelola ritel modern,” urai Rahadian.
Saat ini terdapat sebanyak 40 unit toko ritel modern yang telah terdaftar. Dari jumlah itu, 32 unit diantaranya talah memiliki Ijin Usaha Toko Modern (IUTM) dan telah beroperasi. Keberadaan toko-toko ritel modern yang didominasi Alfamart dan Indomaret ini tersebar di seluruh kecamatan di KSB.
Rahadian menegaskan dalam proses penerbitan rekomendasi perijinan oleh Diskoperindag, melalui berbagai proses kajian. Termasuk pengaruh yang akan ditimbulkan terhadap usaha masyarakat yang berada disekitar lokasi operasional toko ritel modern.
“Jadi keberadaan toko ritel modern ini tidak boleh mematikan usaha masyarakat, tetapi sebaliknya kita harapkan bisa menjadi pengungkit berkembangnya usaha masyarakat termasuk UMKM,” tandasnya.(EZ)
