Ikhtiar Perjuangkan Masalah Perempuan

IMG-20130728-00235 - CopySumbawa Barat, KabarNTB – Dunia politik masih diyakini kalangan feminis  sebagai dunia yang  arogan dan patriarkis. Akibatnya, komposisi perempuan di lembaga perwakilan tidak seimbang dengan jumlah penduduk perempuan.

Keputusan yang dikeluarkan parlemen masih dianggap diskriminatif bagi perempuan. Di Indonesia, jumlah perempuan yang duduk di parlemen sejak Pemilu 1955 sampai 1999 hanya 13 persen. Bahkan satu dasawarsa setelahnya, kenaikannya tidak signifikan.

Pada Pemilu Legislatif 2009, keterwakilan perempuan di DPR RI hanya 108 atau sekitar 18 persen, di DPRD provinsi 16 persen dan di DPRD kabupaten dan kota  12 persen. Padahal  jumlah pemilih perempuan dalam Pemilu 2009 mencapai 57 persen dari 171 juta pemilih.

Maka dari itu, kebijakan afirmasi (affirmative action) atau kebijakan yang bersifat mendorong  perempuan dalam  bidang politik diterapkan untuk mengatasi masalah itu.

Tujuan peningkatan jumlah kuota perempuan adalah dalam rangka memastikan implementasi pelaksanaan UU yang pro perempuan. Kalangan jender berpendapat,  masih tingginya kekerasan terhadap perempuan disebabkan implementasi UU No. 23/2004 tentang PKDRT belum efektif. Selain itu, perempuan dianggap akan mempermudah proyek legislasi penyusunan peraturan responsif jender

Pesta demokrasi Pemilu 2014 mendatang mensyaratkan kewajiban kuota 30 persen Caleg Perempuan yang diisung masing-masing Partai Politik, baik ditingkat pusat maupun parlemen di daerah tingkat II.

Menyadari hal tersebut Partai Amanat Nasional (PAN) Sumbawa Barat menempatkan Caleg Perempuan sesuai kuota yang dimaksud ditiap daerah pemilihan (Dapil). Di dapil Taliwang satu diantara Caleg Perempuan ada sosok perempuan yakni Sendawan, S.Pd.MH yang disodorkan partai yang didirikan Amin Rais tersebut.

Bagi Sendawan, S.Pd. MH terjun didunia politik bukan hal baru atau pelengkap syarat memenuhi kuota.Pengalaman selama ini telah menempatkannya sebagai sosok politisi perempuan yang terbilang senior di Sumbawa Barat.

Dalam suksesi pemilihan kepala daerah Bupati dan Gubernur misalnya, mantan guru dan dosen ini selalu dipercaya tampil sebagai motor penggerak dukungan politik dari kaum perempuan sebagai Juru Kampanye.

“ Saya kembali tampil sebagai Caleg semata-mata ingin membuktikan bahwa kita sebagai kaum perempuan pun ternyata bisa dan mampu berpolitik dan berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat terutama berjuang mewujudkan apa yang menjadi permasalahan dan hak kaum perempuan”tandas Sendawan, S.Pd.MH.

Kehadiran Sendawan dalam dunia politik di Sumbawa Barat tentu menjadi angin segar perubahan bagi kaum perempuan di daerah ini kedepan, banyak persoalan yang berkaitan dengan masalah perempuan seperti Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Kematian ibu dan bayi, masalah Gizi buruk, keterampilan perempuan dalam dunia kerja dan usaha, perlindungan tenaga kerja wanita dan sebagainya.

“Tentu masalah masalah perempuan yang bisa menyelesaikan dan mengerti adalah dari kaum perempuan itu sendiri, itu sebabnya saya Ikhlaskan diri maju sebagai Calon Parlemen ini dengan harapan kedepan perempuan khususnya di Sumbawa Barat dapat hidup lebih baik, dan itu kita harus berjuang sama sama dalam Pemilu mendatang”pungkas Sendawan, S.Pd.MH.(Kn-01/Adv)

Komentar