Menata Mental dan Moral Penting Dalam Pengentasan Kemiskinan

KabarNTB, Sumbawa Barat – Wakil Bupati, Fud Syaifuddin, meminta Tim Khusus Perlindungan dan Pemberdayaan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu KSB, bukan hanya membenahi fisik dalam mengentaskan kemiskinan, namun juga moral.

Dikatakan Wabup, negara ini punya konsep bagus mengentaskan kemiskinan. Banyak kegiatan dengan anggaran besar yang juga digelontorkan. Tetapi masalah ini tidak pernah tuntas. Berbeda dengan zaman kepemimpinan Umar Bin Khattab yang bahkan tidak ada orang miskin dan tidak mau menerima bantuan. Sementara sekarang orang kaya pun mau menerima sedekah. Banyak orang mengaku miskin karena mentalnya tidak mau bersyukur.

“Miskin bukan soal tidak punya harta, tetapi bagaimana kita membuat orang bersukur, karena banyak masyarakat kita memiliki harta tetapi tidak bersukur. Jadi merubah mental dan moral sangat penting dalam konteks pengentasan kemiskinan,” kata Wabup  Fud Syaifuddin dalam rapat koordinasi pengetasan kemiskinan di ruang rapat utama Gedung Graha Fitrah, Rabu pagi 11 April 2018.

Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin saat menyampaikan materi tentang penurunan angka kemiskinan di Seminar Nasional dalam rangkaian Festival DBIP di Mataram

Pada kesempatan tersebut, Wabup menginstruksikan agar tim juga fokus merubah mental dan perilaku masyarakat. Bagian Kesra Setda KSB, diminta untuk mengkampanyekan masalah moral kemiskinan melalui khutbah jumat satu kali setiap bulannya. Materi disiapkan kemudian disebar ke masjid di seluruh KSB. Dinas Dikpora diminta membuat rambu agar anak sekolah dibatasi uang jajannya di sekolah. Sebab, ketika ada anak yang membawa banyak uang jajan, maka akan menimbulkan kesenjangan dengan anak yang uang belanjanya kurang. Hal itu juga menimbulkan kecemburuan sosial.

Wabup mencontohkan, kasus penyalahgunaan Narkoba (shabu) oleh seorang siswa yang masih duduk dibangku kelas 1 SMP. Setelah ditelusuri ternyata anak tersebut anak orang kaya. Semua kebutuhannya dipenuhi, bahkan sangat dimanjakan oleh orang tuanya. Meski masih kelas 1 SMP ia telah dibelikan motor trail untuk kesekolah. Yang memprihatinkan ia tidak bisa mengelola berbagai fasilitas dan uang belanja demikian banyak yang diberikan orang tuanya. Akibatnya Ia terjerumus dalam pergaulan tidak benar dan terlibat Narkoba. Bahkan baru-baru ini ia mengambil uang ibunya dari ATM senilai Rp. 15 juta dan ternyata uang itu digunakan untuk membeli narkoba jenis sabu-sabu.

“Dari kasus ini diatur juga agar anak-anak SMP jangan bawa motor, selain belum saatnya, juga dikhawatirkan banyak yang bertingkah seperti orang dewasa. Jadi menuntaskan orang miskin bukan saja fisiknya, tetapi juga moralnya termasuk berangkat dari menata moral generasi muda,” jelas Wabup.(EZ)

Komentar