Pelayanan Dasar Urusan Pendidikan dan Kesehatan di NTB Terus Meningkat

KabarNTB, Mataram – Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH M Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang – TGB) menyatakan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah selama periode 2013-2017 secara umum terutama urusan wajib pelayanan dasar bersangkutan dengan pendidikan dan kesehatan terus fokus ditingkatkan.

“Alhamdulillah, seacara umum dari tahun 2013 sampai dengan 2017 pelayanan dasar urusan pendidikan dan kesehatan kita terus meningkat,” ujar TGB, saat menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tahun 2017 dan LKPJ Akhir Masa Jabatan 2013-2018 Gubernur NTB, di Rapat Paripurna DPRD NTB, Senin 23 April 2018 di Mataram.

Pembangunan pendidikan kata Gubernur, merupakan investasi pada SDM. Dimana pendidikan masih menjadi prioritas dalam pembangunan SDM di Provinsi NTB.

Menurutnya, berbagai program dan kegiatan pembangunan dibidang pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah provinsi dalam rangka investasi SDM. Selain itu, penyelenggaraan pendidikan yang merata dan berkualitas terus dimaksimalkan. Seperti tergambarkan dari capaian meningkatnya rata-rata usia lama sekolah yakni usia 25 tahun keatas. Yang mana, pada tahun 2013 sebesar 6,54 tahun meningkat menjadi 6,9 tahun ditahun 2017 lalu.

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi (TGB)

“Jadi peningkatan Indikator rata-rata lama sekolah ini seiring dengan menurunnya angka drop out (DO). Kemudian meningkatnya angka partisipasi sekolah disetiap jenjang pendidikan sekaligus meningkatnya partisipasi masyarakat dalam keaksaraan fungsional,” jelas TGB.

Terkait angka buta huruf penduduk usia 15 tahun keatas dari tahun 2013 sampai dengan 2017 juga mengalami penurunan. Yaitu dari 15,04 persen menjadi 12,94 persen. Sedangkan untuk penerapan pendidikan karakter dan nilai budaya lokal pada sekolah dan madrasah telah berhasil direalisasikan 100 persen dari kondisi awal yang hanya 10 persen di tahun 2013 lalu.

Dikesempatan itu TGB juga mengungkapkan, selain peningkatan lebih baik pada urusan pendidikan. Keberhasilan serupa juga terjadi pada urusan bidang kesehatan. Yaitu diukur melalui Indikator kinerja daerah antara lain usia harapan hidup, prevalensi kurang gizi dan cakupan jamban keluarga. Dimana capaian ketiga Indikator tersebut pada tahun 2017 lalu, prevalensi kurang gizi menvapai 22,6 persen, kemudian cakupan jamban keluarga meningkat dibanding kondisi 2013 sebesar 72,15 persen menjadi 82,67 persen. Sedangkan usia harapan hidup dari kondisi awal 62,73 menjadi 65,55 tahun.

Bahkan masih kata orang nomor satu di NTB itu, bahwa proporsi jumlah kematian bayi hingga tahun 2017 yaitu 9,0 per 1.000 kelahiran hidup. “Alhamdulillah terus mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi tahun 2013 lalu sebesar 12,6 per 1.000 kelahiran hidup.

Adapun keberhasilan pemerintah yakni dari sisi jumlah kematian ibu juga terus menurub selama lima tahun terakhir. Dimana proporsi kasus kematian ibu melahirkan pada 2013 yakni 114 Per 100 ribu kelahiran hidup, hingga tahun 2017 proporsinya terus menurun menjadi 82,38 per 100 ribu kelahiran hidup.

“Khusus terkait prevalensi kurang gizi menjadi perhatian dan catatan penting kita bersama. Bahwa masalah inj membutuhkan pendekatan dan inovasi yang lebih. Karena kasus kurang gizi dan gizi buruk sangat dipengaruhi oleh keaktifan dan kesadaran orang tua terhadap pertumbuhan perkembangan dan pemenuhan gizi balita,” paparnya.

Lebih lanjut diungkapkan Gubernur dua periode ini, manakala program perbaikan dan pemenuhan gizi yang pemerintah lakukan tidak didukung penuh kesadaran orang tua, maka akan sulit menyelesaikan persoalan ini.

Selain adapun beberapa program yang mendukung keberhasilan urusan kesehatan lebih jauh dijabarkan TGB, yaitu antara lainnya program Generasi Emas NTB (GEN) dan aksi seribu hari pertama kelahiran (Ashar), Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan beberapa program lainnya termasuk peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit.

Oleh karena itu masih kata dia, dalam rangka meringankan beban masyarakat yang berobat me luar daerah karena penyakit jantung dan pembuluh darah, RSU Provinsi NTB telah mengembangkan program pelayanan inovatif dengan mengembangkan pusat pelayanan jantung dan pembuluh darah terpadu (Cathlab).

“Jadi untuk menunjang kegiatan tersebut RSUDP NTB juga mendatangkan ahli jantung dari rumah sakit Dr. Soetomo-Surabaya dalam melaksanakan operasi pemasangan pacemaker (Alat Pemadu Detak Jantung, Red) yang selama ini pemasangan pacemaker dilakukan dirumah sakit tipe A,” demikian Gubernur TGB.(By)

Komentar