Wabup KSB ‘Cubit’ Pemprov Soal Komitmen ber-NTB

KabarNTB, Mataram – Wakil Bupati (Wabup) Sumbawa Barat, Fud Syaefuddin, memberikan ‘cubitan’ kecil kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, terkait komitmen dalam mendukung pelaksanaan pembangunan di kabupaten/kota.

‘Cubitan’ itu diberikan Wabup, dalam sesi tanya jawab pada kegiatan Lokakarya Pencapaian MDGs di NTB dan Tantangan Menuju SDGs yang dilaksanakan di graha Bhakti Praja, Kantor Gubernur NTB di Mataram, Selasa (7/3).

Wabup Fud Syaefuddin yang mendapat kesempatan bicara pada sesi terakhir, langsung to the point mengungkapkan program pembangunan infrasturktur penunjang conectivitas arus transportasi antar wilayah yang sedang digalakkan Pemda Sumbawa Barat melalui pengembangan Bandar Udara (Bandara) Sekongkang dan Dermaga Pelabuhan Lalar, Kecamatan Taliwang.

“Saya langsung saja ke Kepala Bappeda NTB, saya iri ini soalnya. Saya jauh-jauh datang dari KSB, tapi dalam strategi untuk pencapaian pembangunan infrastruktur dan conectivitasnya, saya (KSB) punya bandara, sampai hari ini belum berfungsi. Kita ini berNTB, jadi kalau Dompu (usulan) dimasukin padahal belum jadi, kami ini sudah jadi. Jadi saya mohon kita berNTB dengan baik lah,” cetusnya.

“Yang kedua kami punya dermaga. Sudah jadi dermaganya. Ini kan bagian dari conectivitas. Kalau tidak ada Batu Hijau (tambang PTAMNT) Sumbawa Barat itu habis. Dan untuk mengembangkan ini kami butuh conectivitas dan kami sudah mau, tinggal dorongan dari provinsi mana ?. Sekarang dari kepala Bappeda saya minta pertanggungjawabannya untuk bagaimana kita membangun Sumbawa Barat dan membangun NTB secara bersama-sama,” sergah Wabup.

Wabup memaparkan, Sumbawa Barat yang berada di ujung paling barat Pulau Sumbawa, masuk kategori terisolir. Kalau Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima masuk jalur transportasi nasional, Sumbawa Barat tidak masuk jalur tersebut. Karena itu jika tambang Batu Hijau sudah berhenti beroperasi, keberlangsungan Sumbawa Barat terancam.

“Kalau tambang habis kami akan bagaimana?. Nah sekarangkan hasil tambang Batu Hijau itu kita ‘makan’ sama-sama, jadi mari kue (pembangunan) ini kita bagi sama-sama,” ujarnya.

Menjawab pernyataan singkat yang cukup menohok itu, Kepala Bappeda NTB Ridwan Syah, menyatakan dalam hal pembangunan conectivitas wilayah, Pemprov NTB sudah punya rencana. Diakuinya, dari sisi letak Sumbawa Barat kurang beruntung. Tapi posisi pelabuhan Poto Tano sebagai bagian dari trans nasional Los Palos – Banda Aceh, diharapkan bisa memberikan impact kepada Sumbawa Barat.

Ia juga mengakui keberadaan bandara Sekongkang dan Dermaga Pelabuhan Lalar. Yang akan dilakukan, katanya, adalah memastikan dulu fungsi bandara dalam konteks transportasi tata ruang wilayah (Tatrawil) NTB, apakah akan menjadi pelabuhan pengumpan atau pelabuhan pengumpul, sehingga kedepan diharapkan bisa menjadi penunjang bagi pelabuhan besar seperti Lembar di Lombok atau pelabuhan Badas di Sumbawa.

“Jadi akan kami perhatikan pak, sesuai kewenangan yang dimiliki daerah dan fungsi dari pelabuhan itu sendiri. Saya kira ini sangat penting. Jangan ragukan ke NTBan kita semua disini,” ujarnya sedikit berseloroh.

Ridwansl Syah dalam kesempatan itu, juga langsung meminta dokumen lengkap tentang bandara Sekongkang dan Dermaga Pelabuhan Lalar untuk disiapkan oleh staff Bappeda NTB.

Sementara Sekda NTB, Rosiadi Sayuti memilih tidak berkomentar meski sudah diberikan kesempatan oleh Agus Talino yang menjadi moderator dalam kegiatan itu.

Kegiatan lokakarya itu dilaksanakan oleh Semeru Research Institute yang dihadiri oleh para kepala daerah dan Bappeda seluruh kabupaten / kota di NTB.(EZ)

Komentar