Cerita Kelompok ‘Sumbawa Grow Up’ Melaksanakan Tranplantasi Terumbu Karang di Teluk Saleh

KabarNTB, Sumbawa – Kelompok pemuda Sumbawa Grow Up melaksanakan program transplantasi terumbu karang di Teluk Saleh. Dengan anggota delapan orang, kelompok pemuda ini setiap bulannya melakukan kegiatan tranplantasi dengan biaya sendiri.

Ketua kelompok Sumbawa Grow Up, Ari Abdul Salam atau akrap di sapa Oi Petruk, menyampaikan, kegiatan itu  sudah dilaksanakan sejak setahun lalu di kawasan Teluk Saleh, tepatnya di Gili Dangar Dusun Prajak, Desa Batu Bangka, Kecamatan Moyo Hilir.

Kelompok Sumbawa Grow Up merasa prihatin atas kondisi terumbu karang di Teluk Saleh, khususnya sekitar Gili Dangar yang mengalami kerusakan. Sedikitnya 330 beton media pelestarian terumbu karang telah diturunkan dan sekitar 85 persen berhasil tumbuh.

Aktifitas kelompok Sumbawa Grow Up melaksanakan peremajaan terumbu karang di sekitar Gili Dangar, Teluk Saleh

Program itu menurut Oi, berawal karena dia yang dulunya pernah bergabung dengan suatu komunitas perjalanan wisata merasa susah untuk mencari titik penyelaman yang bagus. Sebab sudah banyak terumbu karang yang rusak di kawasan Teluk Saleh.

“Dalam jangka waktu satu tahun tumbuh satu centi meter. Kami setiap bulannya turun dengan 20 sampai 30 beton media. Sebagian ada yang tidak bisa bertumbuh dikarenakan terbalik dibawah arus dan terkena jaring nelayan,” jelas Oi kepada Wartawan, Ahad 1 April 2018.

Untuk melakukan menanam terumbu karang memang memiliki banyak media. Seperti kerangka yang terbuat dari besi, batok kelapa dan beton. Namun dia lebih memilih beton lantaran memiliki biaya yang ekonomis dan lebih mudah.

“Untuk kali ini baru di sini saja (Gili Dangar). Kami berharap kepada teman-teman yang ada di pesisir untuk membuat kelompok yang sama. Kalau sudah punya kelompok  berhubungan dengan terumbu karang otomatis dia akan menjaga terumbu karangnya, termasuk menjaga laut dari yang tidak dinginkan,” jelasnya.

Kedepan, Oi dan kelompoknya berencana akan membuat media kerangka dari besi karena pertumbuhan karang lebih cepat.

Ia mengakui, sejauh ini dalam melakukan kegiatannya, pihaknya masih terkendala dengan biaya. Dimana untuk turun melaksanakan konservasi, pihaknya menggunakan dana sendiri yang didapatkan melalui hasil menjadi pemandu wisata.

“Kendala, dengan masalah biaya, karena kelompok kecil sampai sekarang kita belum dapat bantuan dari pihak manapun. Dari dulu kita jalan, kita tranpalantasi, dari hasil trip itu kita membiayakan kapal, makan dan segala macam,” ungkapnya.

Kegiatan ini juga sering kali di sebarkan melalui media sosial. Walhasil, salah seorang di Kementrian menghubunginya dan Oi diminta membuat proposal dan rencananya Tim Kementerian akan datang untuk membantu membiayai.

“Mudah mudahan dari sekarang para pelaku pemboman, potasium hilang. Teman dari desa pesisir membuat kelompok masing-masing untuk konservasi terumbu karang,” imbuhnya.

Camat Moyo Hilir, Amiruddin, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Kelompok Konservasi Terumbu Karang, Sumbawa Grow UP. Dia mengharapkan para pemuda serta warga dari Desa Pesisir turut mengikuti jejak tersebut.

Selain itu, Camat berharap kegiatan ini didukung dengan tidak menangkap ikan menggunakan bom dan potasium. Sebab hal itu dapat merusak ekosistem laut.

“Kegiatan ini sangat baik sekali. Tentunya akan terus kami dukung,” katanya.(JK)

Komentar