“Festival Male’ Darussalam”, Mampukah Menarik Minat Wisatawan ?

Kabupaten Sumbawa Barat sangat bersemangat dengan rencana event yang akan diselengarakan hampir setiap bulan untuk menarik minat wisatawan datang dan berkunjung ke Sumbawa Barat.

Dimulai dengan Festival Male’ Darussalam yang katanya,dapat melibatkan ribuan masyarakat untuk ambil bagian dalam peristiwa tersebut. Seluruh masyarakat adat, pelajar, mahasiswa dan PNS di lingkup Pemda KSB terlibat untuk ikut serta dalam ajang ini.

Dianggap menarik karena selain meriah,male’dan penyekan yang dibawa oleh peserta, dilombakan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Dalam sejarahnya,male’ memang memiliki makna filosofi yang erat kaitannya dengan “Adat Bersendikan Syarah, Syarah Bersendikan Kitabullah”.

Tradisi atau budaya tersebut merupakan salah satu adat dan budaya masyarakat Sumbawa yang mayoritas muslim.

Maulida dalah sebuah rangkaian acara untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW (pada bulan Rabi’ulawal).Maulud yang diterjemahkan dalam bahasa Sumbawa dengan kata “munit” yang sebenarnya dalam bahasa Arab yaitu syahadatain.

Festival atau pawai?

Dalam perkembangannya munit juga diselenggarakan sangat meriah dengan melibatkan orang banyak seperti festival yang baru saja diselenggarakan di Kota Taliwang.Adalah Festival Male’ Darussalam, sebuah festival dengan konsep yang dianggap cukup menarik, namun tidak nampak apa yang menjadi keunikan dari festival tersebut. Kita hanya menyaksikan kegiatan jalan santai atau pawai yang diberilebel festival.

Entah apa yang ada dibalik gagasan ini sehingga disebut festival?.Kesantergesa-gesa nampaknya dapat diukur dari apa yang terlihat dalam kegiatan tersebut.

Kemasana caranya belum bisa disebut festival, karena lebih cenderung dikemas dalam sebuah ajang pawai.Umumnya event festival diselenggarakan dalam beberapa hari dan beberapa rangkaian acara yang menarik lain di dalamnya.

Dengan pilihan waktu yang tepat yaitu pada musim kunjungan high session atau pada saat padat kunjungan, ditunjang dengan promosi dan informasi yang lengkap yang bersifat lintas wilayah dan lintas profesi.

Hal tersebut dimaksudkan agar rangkaian acaranya menjadi sebuah pilihan destinasi yang memiliki nilai tambah dalam kearifan lokal (local wisdom).

Rasanya terlalu mubazir jika mengadakan event setiap bulan karena selain tidak efektif dan efisien, juga akan menimbulkan efek jenuh dan miskin produk wisata yang ditawarkan.

Ada baiknya jika dirangkaikan dalam satu event besar yang menarik dan bercerita tentang identitas Kabupaten Sumbawa Barat dengan mengikuti trend pariwisata yang sedang berkembang saat ini.

Seperti memaksimalkan pariwisata bahari (marine tourism) sebagai pariwisata alternative berbasis masyarakat dengan menggali potensi-potensi sumber daya yang ada di dalamnya.

Kegiatan semacam ini bukanlah yang pertama kali diselenggarakan dalam rangka promosi wisata.Seperti pengiriman kontingen kesenian ke TMII Jakarta, Solo dan Vietnam.Juga beberapaajang festival seperti festival bunga, festival rantok dan lain-lain.Dari sejumlah event tersebut belum pernah ad aevaluasi sejauh mana capaian yang telah didapatkan.

Sehingga perlua danya pembenahan baik perencanaan, ide, tema maupun peningkatan sumber daya manusia di bidang kesenian, pariwisata, kuliner dan industry kreatif lainnya sehingga sector tersebut saling berkaitan dan dapat berkembang secara berkelanjutan.

Diversifikasi produk wisata disaat krisis

Ditengah kondisi krisis yang dihadapi oleh daerah, krisis anggaran, krisis kepercayaan dan pembangunan berkelanjutan yang kerap menuai kritikan tajam di media sosial.

Tetapi di sisi lain,semangat dalam menyelenggarakan event sangat agresif dan pantas diapresiasikan.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selaku leading sector dalam penyelenggaraan beberapa event mestinya dapat menawarkan event apa sajakah yang menjadi prioritas untuk diselenggarakan secara berkala, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi agenda rutin dalam kalender event Kabupaten Sumbawa Barat.

Bukan event yang terputus-putus seperti yang ada selama ini.Event dapat diciptakan melalui strategi promosi yang proporsional dan professional dengan varian produk wisata unggulan yang dimiliki oleh KSB.

Perlu dikaji ulang dengan perencanaan yang lebih matang dalam menyelenggarakan Festival.Seperti festival male’Darussalam yang diselenggarakan di Kota Taliwang, dan rangkaian festival-festival lainnya yang akan diselenggarakan.

Diharapkan dapat menjadi sebuah peristiwa budaya yang tidak hanya disaksikan oleh masyarakat lokal, tetapi juga mampu menjadi magnet untuk menarik minat wisatawan datang ke Sumbawa Barat. Event serupa juga diselenggarakan di beberapa daerah seluruh Indonesia dengan kekhasan dan keunikan yang disesuaikan dengan kearifan local masing-masing daerah seperti,Sekaten di Yogyakarta, Walimah di Gorontalo, Tabuik di Sumatera Barat, Panjang Mulud di Serang Banten dan lain-lain.

Event tersebut mampu menarik perhatian public karena dirancang dan dikemas sedemikian rupa dengan kesan yang sangat unik dan menarik.

Festival tidak hanya direncanakan kemudian diselenggarakan dalam sekejap dan selesai tanpa diukur tingkat keberhasilannya.

Perlu adanya kajian mendalam untuk menguatkan konsep dan arah dari penyelenggaraan kegiatan tersebut.LATS anorawi, Dewan Kesenian KSB, Pusdiklat Kesenian KSB dan lembaga-lembaga budaya lainnya diharapkan tidak hanya berperan sebagai pelaku musiman dan sekaligus merangkap sebagai event organizer, tetapi juga dapat melahirkan generasi yang berpotensi dalam mengelola budaya, kesenian dan juga menciptakan ide-ide cemerlang dalam pengembangan potensi sumberdaya sosial, sumberdaya budaya dan sumber daya ekonomi kreatif yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.

[AnasPattaray, Mahasiswa Pascasarjana Kajian Pariwisata UNUD Denpasar]

Komentar